Alex merangkul lengan Eddie dengan erat, "Jadi... Apakah kita bisa memulainya sekarang?"
Tanpa perlu menjawab, Eddie menarik Alex ke sofa dan mendudukkannya tepat di paha miliknya.
"Kamu sangat terburu-buru, bisakah kita melakukannya secara perlahan." Alex tertawa kecil oleh perilaku suaminya. Dia yang mengajak, tapi Eddie lah yang paling tidak sabaran.
Eddie secara perlahan mengangkat baju Alex ke atas dadanya, dadanya yang halus dan menggoda langsung menonjol di depan wajah Eddie. Sedikit tersipu, Eddie menjawab sambil mencoba menahan nafsunya yang membara.
"Aku tahu, hanya saja kita sudah tidak berduaan cukup lama. Aku cukup merindukanmu, kau tahu?" Eddie tersenyum.
Tangan Eddie terulur lalu meremas kedua payudarah Alex secara lembut. Tangannya menguleni dua kapas lembut itu beberapa kali, kemudian Eddie menjilat puting merah muda Alex.
"Unn~ Tunggu sebentar, setidaknya biarkan aku melepas bajuku." Alex mengerang pelan sambil mencengram kepala Eddie. Punggungnya melengkung saat rangsangan kuat dia rasakan dari puting kanannya.
"Sisihkan hal itu untuk nanti, setidaknya biarkan aku membuatmu merasa senang untuk beberapa saat."
Sambil terus menjilat puting lembut Alex, Eddie mempererat pelukannya. Penisnya perlahan mengeras karena rangsangan mata serta sosok istrinya yang menggairahkan.
Penisnya yang tegang menyentuh bagian sensitif Alex yang masih tertup oleh kain.
"Apa boleh buat, mari buat hal ini lebih menyenangkan." Alex menarik lerekan celananya secara perlahan dengan gerakan menggoda. Kemudian tangannya terulur ke arah penis besar suaminya yang mulai meronta-ronta di balik kain.
Mengelusnya beberapa kali, Alex kemudian mengeluarkan burung itu dari sangkarnya.
"Unm~ Perasaan ini, sudah lama semenjak aku merasakannya." Alex merasakan rasa hangat yang familiar di telapak tangannya, terakhir kali dia menyentuh penis suaminya adalah beberapa bulan yang lalu. Sekarang setelah dirinya disuguhi oleh alat yang dapat menyenangkannya, secara alami Alex mulai membangkitkan nafsunya yang selama ini dia kendalikan.
Rasa hangat ini, denyut yang tak beraturan, bau khas yang menyenangkan. Otak Alex sekarang telah memasuki mode nafsu.
Mengigit sudut bibirnya, Alex memposisikan penis itu tepat ke arah vaginanya yang mulai basah.
"Aku akan memasukkannya..." Wajah Alex semakin merona, tak lama lagi dia akan merasakan rasa hangat di dalam rahimnya.
"Ahh, lakukanlah." Eddie mengerang senang.
"Ahh... Ya, ini dia... Sensasi ini, sensasi pertama semenjak terakhir kali kita berhubungan sex~"
"Ahh, ahh, ahh, ahh!" Alex terus mengerang ketika penis Eddie masuk ke dalam lubang vaginanya. Goyangan pinggul Eddie yang cepat membuat kedua payudarahnya naik turun tanpa henti.
Eddie mengerang puas sambil melihat wajah merona istrinya. Tangannya ada di antara pantat lembut Alex dan pinggulnya tidak berhenti bergerak ke atas dan bawah.
"Ya, perasaan ini sangat luar biasa~ Alex, aku akan muncrat!"
"Ahh, ahh, ahh! Ya, pastikan untuk memuncratkannya di luar. Unn~" Alex terus mengerang tanpa henti. Dadanya condong ke depan, dia memeluk Eddie dengan erat kemudian menggerakkan pinggangnya lebih cepat. Dia ingin memerah kering penis suaminya!
Tepat ketika akan muncrat, Eddie buru-buru mengeluarnya dari dalam vagina Alex. "Here I cum!"
Bagian luar vagina Alex digesek oleh penis Eddie, beberapa saat kemudian, sebuah cairan seputih susu muncrat dengan kuat. Cairan itu langsung menciprat ke dada dan pakaian Alex.
"Haa... Perasaan ini sangat menyenangkan. Selain melakukan eksperimen, hal ini adalah hal lain yang membuatku sedikit ketagian." Ucap Alex dengan nafas sedikit terengah-engah.
"Haha, aku senang kamu menyukainya." Eddie tersenyum. Perlahan dia mencondongkan kepalanya ke depan.
Alex mendekatkan bibirnya ke bibir suaminya, kemudian mereka saling berciuman. Ciuman itu awalnya sangat murni dan manis, tapi kemudian menjadi lebih liar.
"Unn, ahh... Sekarang bajuku menjadi kotor, ini semua salahmu." Alex melepaskan ciuman penuh gairah itu, kemudian dia mendorong dahi Eddie dengan jari telunjuknya. Meskipun dia sedikit mengeluh, tapi dia tetap puas akan perawatan suaminya.
"Haha, jangan khawatir, aku telah menyiapkan pakaian yang pas untukmu. Aku ingin kamu mengenakannya, aku yakin pasti akan cocok." Eddie tertawa kecil.
"Baiklah." Alex tersenyum.
Dia tahu bahwa bahwa Eddie masih belum puas, jadi dia tidak akan repot mandi terlebih dahulu untuk mengganti pakaiannya. Jika akhirnya pakaian baru itu akan kotor, apa gunanya dia mandi?
Berjalan ke lemari, Alex mengeluarkan sepasang pakaian seorang sekretaris ketat berwarna putih. Pakaian itu sangat tipis dan juga menggoda, dalam hati, Alex mengutuk Eddie karena selera mesumnya.
Perlahan, Alex melepaskan pakaian atasnya yang telah ternoda oleh sperma Eddie lalu melemparkannya ke samping. Selanjutnya adalah celananya, Alex memegang kedua ujung kain celananya kemudian menggeretnya ke bawah.
Gerakan perlahan itu sangat menggoda. Entah sengaja atau tidak, Alex menggoyangkan pantatnya dengan centil sambil menunjukkan buah persiknya tepat ke arah Eddie.
*Gulp*, Eddie menelan ludahnya. Penis yang sebelumnya melemas sekarang kembali tegak nan perkasa lagi! Jika dia tidak bernafsu setelah melihat adegan menggoda itu, dia pasti tidak normal!
Setelah mengenakan pakaian itu, Alex berjalan perlahan dengan sepatu hak tinggi yang dia kenakan ke arah Eddie.
"Kamu terlihat sangat cantik, Alex." Rambut yang disisir ke pundak kanan, wajah cantik, pakaian ketat, sosok yang elok... Jika Alex ada di dunia nyata, pasti dia akan menjadi dewi yang nyata.
"Mendekatlah, aku ingin melihatnya dari dekat." Eddie berkata perlahan.
Berdiri di depan Eddie, Alex menunjukkan sosoknya yang menggoda tanpa cuma-cuma. Dia membungkuk ke depan lalu berkata, "Apakah kamu puas? Pakaian ini sangat ketat..." Alex berkata dengan nada cemberut tapi menggoda.
Payudaranya yang besar berayun tepat di depan mata Eddie layaknya jarum jam.
"Tentu aaja tidak." Eddie tersenyum lebar.
"Uhh... Aku tahu." Alex menggelengkan kepalanya, "Berdirilah, melakukannya saat berdiri mungkin akan lebih menyenangkan." Alex mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
Eddie berdiri lalu dipeluk oleh Alex. "Aku mencintaimu, Eddie..."
"Aku juga mencintaimu, Alex..."
"Ingin mencoba dari lubang yang lain?" Eddie bertanya.
"Lubang lain?"
***
"Ahh, ahh, ahh! Aku merasakan penismu yang panas dan keras di dalam diriku!"
"Aku tak menyangka bahwa aku akan menyukai sex keras seperti ini!"
Tubuh Alex telah diangkat dan ditopang oleh kedua tangan berotot Eddie. Kedua tangannya memeluk erat punggung Eddie ketika pinggangnya terus bergerak ke atas dan ke bawah, saat ini lubang analnya sedang dipuaskan oleh benda panas yang masuk dan keluar secara terus menerus.
"Lagi, puaskan aku lagi dengan lebih keras!" Alex mengerang senang, wajahnya yang seputih salju telah berubah menjadi merah merona.
"Sesuai keinginanmu, uh... My lady~" Eddie menggendong tubuh Alex ke arah dinding, setelah menyandarkan punggung istrinya ke dinding kamar. Eddie langsung mempercepat gerakan pinggulnya, setiap tusukan menjadi lebih cepat dan juga lebih dalam!
"Nngh, uhh~" Alex terengah-engah sambil memegangi dinding di belakangnya.
"Alex!" Eddie mengerang.
"Ya, lakukan di dalam! Aku juga akan muncrat~"
Setelah beberapa kali sentakan, akhirnya Eddie muncrat untuk yang kedua kalinya, tapi sekarang di dalam lubang anal Alex.
Adapun alex, cairan cintanya telah menciprat deras ke dada Eddie. Setelah sex yang panjang, akhirnya dia merasa puas.
"Aku merasakan spermamu di dalam diriku..." Alex duduk dengan lemas, cairan putih mulai mengalir keluar dari lubang pantatnya yang berwarna pink.