Zara menemui Arsya seperti yang sudah di rencanakan, entah kenapa Zara merasa ingin berbicara banyak dengan pria itu. Meluapkan segala emosi yang tidak bisa tersalurkan dengan leluasa, Arsya seolah menjadi pelampiasan Zara saat ini.
Arsya awalnya merasa heran, kenapa gadis yang terus berdebat dengannya malah meminta waktunya untuk bercerita. Walaupun itu memang pekerjaannya tapi rasanya sedikit aneh, dan dugaannya itu ternyata memang benar. Gadis asing itu memarahinya terus menerus, seolah dirinya itu orang-orang yang membuatnya sakit hati.
Ruangan poli psikologi yang tadinya sepi kini menjadi ramai dengan berbagai macam kata yang Zara keluarkan, emosi gadis itu terus meningkat membuat Arsya sedikit memperhatikannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com