webnovel

Ch. 012 - Energi Spiritual

Serangan itu datang dari seorang pemuda bertubuh tinggi, dia melepaskan sebuah tinju yang didukung oleh energi alam. Kekuatan dari tinju itu cukup untuk menghancurkan bongkahan batu menjadi berkeping-keping.

Tinju itu mengandung kekuatan seorang ahli Alam Astral bintang 5. Jika Xiao Chen terkena, maka dapat dipastikan Xiao Chen akan menderita cedera buruk.

Untungnya, waktu reaksi Xiao Chen cepat. Dia juga melepaskan pukulan balasan dan berhasil mengenai penyerangnya. Karena Xiao Chen tidak menggunakan energi alam atau pun kekuatan roh buasnya, tinju itu jelas tidak melukai penyerangnya, tapi cukup untuk membuat penyerang terpukul mundur.

"Wah, sepertinya orang cacat peliharaan klan memiliki reaksi yang cukup layak," kata pemuda yang menyerang itu dengan tawa mengejek. "Tapi tetap saja, kau masih tidak memiliki energi apa-apa setelah bertahun-tahun. Mengecewakan!"

Tanpa melihat pun Xiao Chen tahu siapa pemuda itu hanya dari suara sombongnya. Pemuda itu tidak lain adalah Xiao Tianlong. Jenius muda nomor dua Klan Xiao yang terkenal setelah Xiao Langtian. Dia adalah anak dari Xiao Zhengyan, putra ketiga Xiao Tiandi. Singkatnya, dia adalah saudara Xiao Chen dari paman ketiganya.

Xiao Tianlong telah meninggalkan klan untuk pergi berlatih bersama gurunya beberapa tahun lalu. Karena tak lama lagi kompetisi junior akan digelar, secara alami dia dipanggil kembali oleh ayahnya untuk mengikuti ujian.

Sebenarnya Xiao Tianlong baru saja tiba hari ini, tetapi hal pertama yang dia lakukan justru mendatangi Xiao Chen alih-alih mengunjungi ayahnya. Jelas bahwa Xiao Tianlong memiliki beberapa masalah dengan Xiao Chen sejak lama.

Xiao Chen memandang Xiao Tianlong dengan acuh tak acuh, berkata, "Aku tidak punya waktu untuk omong kosong denganmu. Jika kau punya waktu, lakukanlah sendiri."

Setelah mengatakan itu, Xiao Chen melangkah pergi. Xiao Chen tidak takut, tetapi sepertinya dia hanya tidak ingin memiliki masalah yang merepotkan. Lagipula, dirinya masih memiliki hal lain yang harus dilakukan.

Melihat Xiao Chen mengabaikannya, Xiao Tianlong tertawa dan mengejek, "Oh lihat! Saudara tertuaku yang tersayang menjadi semakin sombong sekarang. Kudengar kau akan mengikuti kompetisi juga. Itu bagus. Aku akan menantikanmu di sana."

Dengan tawa jahat, Xiao Tianlong berbalik dan pergi. Dia tidak terpancing oleh sikap Xiao Chen. Dia justru semakin ingin memberi Xiao Chen pelajaran yang tepat. Untuk itulah dia tidak ingin mendorong terlalu jauh sejak awal. Dia akan melakukannya saat kompetisi nanti, berencana untuk mempermalukan Xiao Chen di muka umum.

"Lihat saja, aku akan membuatmu merasakan betapa tidak bergunanya dirimu. Sama seperti ayahmu! Ha ha ha," pikir Xiao Tianlong sambil sesekali tertawa dalam langkah kakinya menuju kediaman pribadi ayahnya.

Tak berapa lama, Xiao Chen yang tidak tertarik memiliki konflik lebih jauh dengan Xiao Tianlong telah sampai di kediaman pribadinya. Sebenarnya, kediaman ini adalah peninggalan orangtuanya. Dan karena patriark klan saat ini adalah adik ayahnya sekaligus musuhnya, maka jelas bahwa kediaman ini dibiarkan terbengkalai.

Xiao Tiandi sebagai patriark sebelumnya dan juga sebagai orang dengan status tetua pelindung kota tidak bisa melakukan apa-apa dengan itu karena tidak memiliki cukup wewenang lagi di Klan Xiao. Lagipula, dia juga sudah berusaha untuk menyediakan tempat yang lebih aman bagi Xiao Chen dengan menjadikannya sebagai penjaga perpustakaan.

Dia juga tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus hal lain seperti kehidupan Xiao Chen. Dia lebih fokus pada kultivasinya sendiri dan juga sesekali harus terganggu dengan statusnya sebagai tetua pelindung. Oleh karena itu, Xiao Tiandi terkesan tidak pernah memperhatikan Xiao Chen.

Kediaman ini benar-benar ditinggalkan dan tidak ada seorang pun yang mau mendatangi tempat ini. Bahkan sekedar lewat pun sangat jarang. Itu karena letaknya berada di sudut pemukiman, tempat paling terpencil dan jauh dari rumah-rumah lain.

Saat Xiao Chen melangkah masuk ke pintu depan halaman yang rusak, Xiao Chen berkata, "Aku pulang!"

Sebenarnya, Xiao Chen mengharapkan ada jawaban ketika dia selalu mengatakan kata-kata itu setiap kali datang. Tetapi setiap kali dia melakukannya, dia hanya bisa tersenyum pada dirinya sendiri karena itu hanyalah cara membohongi dirinya sendiri.

"Terakhir kali, aku seperti masih merasa ibu menyapaku sambil marah-marah karena aku terlambat. Di sisi lain, ayah justru mengendap pergi saat tahu ibu marah. Sekarang, tempat ini benar-benar sepi!" Xiao Chen tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya.

Sambil menggenggam erat kepalan tangannya, Xiao Chen berkata, "Ayah, ibu, tenang saja. Suatu hari akan datang waktu di mana aku akan menghancurkan orang-orang yang membuat kalian menderita!"

Xiao Chen datang ke sini sebenarnya hanya bertujuan untuk mengambil beberapa baju dan barang-barangnya. Karena gudang perpustakaan terlalu sempit untuk menyimpan semuanya, Xiao Chen mau tidak mau harus menyimpannya di sini. Sekarang, setelah memiliki cincin spasial, Xiao Chen ingin membawanya agar lebih praktis.

Sudah lebih dari tiga hari Xiao Chen tidak pulang, jadi ada banyak debu dan daun-daun kering yang berserakan di halaman. Sementara di dalam rumah, sepertinya masih cukup bersih meski ada beberapa barang yang nampak kotor.

"Baiklah. Tidak perlu terlarut dalam kesedihan. Waktunya membersihkan rumah," kata Xiao Chen setelah beberapa waktu tenggelam dalam perasaan. Dia merenggangkan tangannya dan bersiap untuk memulainya.

Xiao Chen memang selalu menyempatkan diri untuk membersihkan rumahnya, meskipun rumahnya benar-benar rusak dengan dinding yang retak sana-sini serta banyak puing-puing sisa, tetapi Xiao Chen selalu membersihkannya dengan baik.

Namun, ketika Xiao Chen akan mengambil sapu untuk membersihkan halaman, dia merasakan sensasi yang lain yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan.

"Apa ini? Apakah sebenarnya tempat ini memiliki cukup banyak energi alam di sekitar?" tanya Xiao Chen saat mencoba melihat sekeliling dan merasakannya.

Dan benar saja, jumlah energi alam di sekitar jauh lebih padat daripada di tempat lain, bahkan Xiao Chen tidak merasakannya ketika di luar kediaman. Namun, energi yang terasa benar-benar berbeda.

Jika itu energi alam yang tersebar di udara, sudah pasti akan ada banyak kultivator yang bisa merasakannya dan menjadikan tempat ini sebagai tempat kultivasi mereka. Namun sepertinya energi alam yang ada di sini bukan jenis energi alam yang bisa dirasakan dengan mudah.

Sigil di dahi Xiao Chen bahkan berdenyut saat Xiao Chen mencoba merasakan dan mulai menyerap energi sekitar. Itu membuktikan bahwa energi di sini sangat cocok bagi Xiao Chen, itu terutama untuk sigil abstrak yang ada di dahinya.

Perlu diketahui bahwa Sigil roh berfungsi sebagai tanda pertempuran seorang kultivator, menunjukkan seberapa dalam kekuatannya. Namun juga ada fungsi lain, yakni menyerap energi, terutama energi dengan kemurnian tinggi yang digunakan oleh beberapa ahli kelas tinggi untuk kultivasi mereka.

Perlu diketahui juga bahwa energi alam adalah energi yang tercipta dari dunia, energi kasar dari berbagai campuran energi yang terkandung di dalam udara, sedangkan energi spiritual adalah jenis energi yang memiliki elemen, energi dengan tingkat kemurnian dan kehalusan yang lebih baik dari energi alam itu sendiri.

Energi spiritual memiliki sembilan jenis, sesuai dengan sembilan jenis elemen. Seperti api, angin, emas, tanah, air, petir, kayu, cahaya dan kegelapan. Setiap energi ini memiliki tingkat kehalusan yang sangat sulit bercampur dengan energi alam karena kemurniannya lebih tinggi.

Xiao Chen baru saja menyadari bahwa ternyata rumahnya memiliki energi spiritual tipe api. Itu terbukti ketika Xiao Chen mencoba mengumpulkannya, itu langsung menuju ke salah satu bintang energinya yang berwarna merah. Jelas, bahwa bintang energi itu adalah bintang energi elemen api.

Mendapati hal ini Xiao Chen benar-benar tidak percaya, tapi juga sangat gembira. Dia membuka matanya dan tertawa, "Ini luar biasa. Sepertinya sembilan bintang energi ini terbentuk sesuai dengan mutiara sembilan warna yang aku murnikan. Ini sebenarnya adalah representasi dari sembilan elemen yang ada."

Ekspresi Xiao Chen tiba-tiba berubah saat dia berpikir, "Itu berarti aku tidak harus menyerap energi alam seperti sebelumnya. Dengan menyerap energi yang berbeda setiap elemen, maka secara otomatis setiap bintang energi yang sesuai akan terisi. Ini adalah keberuntungan besar! Tapi, segalanya akan menjadi jauh lebih sulit. Setiap energi spiritual sangat langka dan sulit ditemukan."

Próximo capítulo