Rembulan sudah hampir berada di atas ubun-ubun kepala. Bintang-bintang yang bertaburan semakin bertambah banyak. Keadaan di lembah itu sangat sepi sunyi.
Tidak ada suara binatang malam. Bahkan tidak ada pula suara apapun, kecuali hanya suara langkah kaki manusia.
Zhang Yi masih berjalan dengan perlahan. Ia tidak mau menggunakan ilmu meringankan tubuhnya. Dia tidak tahu pasti tentang lembah ini. Maka dari itu, dirinya juga tidak mau bertindak gegabah.
Karena kalau sampai ia salah bertindak, maka akibatnya bisa-bisa fatal.
Pada saat Sang Dewi Malam sudah berada di atas kepala, barulah Zhang Yi tiba di atas sana. Sebuah lembah yang sangat tenang.
Rasa lelah Zhang Yi tiba-tiba lenyap ketika tiba di sana. Jauh berada di depan adalah hamparan parang rumput dan kota-kota besar. Entah, apakah kota itu masih termasuk ke dalam negeri Tibet, atau negeri Tionggoan. Sebab dia sendiri tidak mengetahuinya sama sekali.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com