Orang yang dipanggil Ketua itu langsung menatap ke arah Zhang Yi. Tatapan matanya tetap teduh dan menenangkan. Namun walaupun begitu, di balik tatapan teduh itu sebenarnya mengandung semacam daya kekuatan yang sulit untuk dijelaskan.
Sementara di posisi lain, Zhang Yi sendiri sejak tadi masih diam tidak bicara. Ia hanya mendengarkan percakapan antara para biksu tersebut.
Dalam keadaan seperti sekarang ini, ia tahu bahwa banyak bicara bukanlah suatu hal yang baik. Lagi pula, apa yang dibicarakan olehnya pasti tidak akan didengar oleh orang lain.
Maka dari itu, ia tetap membungkam meskipun dua orang biksu itu memfitnah dirinya.
Dalam pada itu, sekarang Zhang Yi juga sudah sangat yakin bahwa pelaku yang sudah membakar kuil tadi pasti adalah dua biksu tersebut. Karena kala bukan mereka, rasanya tidak mungkin keduanya berlarian terus ke dalam hutan.
Kalau untuk melarikan diri dan menghilangkan jejak, untuk apa lagi?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com