Hafid terhenyak. Ternyata sang komandan juga mencemaskan hal yang dia cemaskan. Jujur saja, dia bingung harus menjawab apa, karena dia sendiri juga belum mendapatkan jawabannya. Namun, dia tak mau berpikiran negatif sebelum hal itu benar-benar terjadi.
"Kita tidak akan terjebak di sini," ujar Hafid sebagai jawaban."Kita akan menyelamatkan semua penyintas yang ada di seluruh Indonesia," lanjutnya optimis.
Bambang tersenyum sedikit. "Kalau begitu, istirahatlah. Kau perlu beristirahat kalau memang ingin menyelamatkan seluruh penyintas," ujarnya.
Hafid terkesiap. Dia lantas menatap ke dinding kaca yang berada di dekat dek kapal. Warna gelap sangat terlihat jelas menggantung di kantong matanya. Ia ketahuan oleh sang komandan.
"Tidurlah sana Fid, kau pasti tak tidur semalaman," titah Bambang.
"Baik Komandan," sahut Hafid dengan malu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com