Di hari kedua berada di Pulau Sangiang belum ada kegiatan yang berarti yang dilakukan oleh La Mudu dan seluruh calon pajuri lain, karena memang untuk beberapa hari ke depan masih berlangsung sebagai hari berkabung atas meninggalnya pemimpin tertinggi angkatan perang laut dan darat (istilah baru La Afi Sangia untuk menyebut pemimpin tertinggi gerombolan perompak dan penjarahnya) akibat sakit parah akibat luka parah akibat terkena meriam yang ditembakkan dari kapal perang suatu negeri yang mengawal kapal dagangnya yang akan dirompak oleh panglima yang bernama Dewa Jumba Kala (Tuan Berjubah Merah).
Dalam peristiwa aksi perompakan itu, bangsa penyamun Sangiang berhasil menguasai kapal dagang yang membawa demikian banyak harta berupa ratusan peti perhiasan dari emas dan perak, setelah berhasil menghancurkan salah satu dari dua kapal pengawalnya dengan meriam pula. Sementara kapal meriam pengawal yang satunya berhasil diambil alih setelah seluruh laskar lautnya mereka bantai.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com