"Ah, rupanya kau melupakan apa yang baru saja kau ucapkan. Kau jual mahal dan sepertinya tak mengharapkan aku lagi," kata Fabio.
"Kau benar, untuk apa berharap pada seseorang yang sudah tak mengharapkan kita? Aku pilih tak peduli dan segera pergi saja," jawab Amanda.
Fabio kesal dengan apa yang istrinya katakan. Dia merasa Amanda terlalu gengsi dan menjaga harga dirinya.
"Kau terlalu sayang pada harga dirimu, mengapa begitu sulit bagimu untuk menerima ini semua?" batin Fabio.
Dia mendekati Amanda dan kembali meraih pinggang langsing istrinya itu. Dalam sekejap bibir Amanda menjadi basah oleh ciuman Fabio. Pria itu mendaratkan ciuman panasnya tepat di bibir Amanda.
Rasa rindu yang mendalam membuat Fabio memperdalam permainannya, dia menekan tengkuk leher Amanda hingga decit bibir basah keduanya terdengar di keheningan malam.
"Aku merindukanmu, Sayang. Sangat merindukanmu," batin Amanda.
"Aku mencintaimu, Sayang. Sangat mencintaimu," batin Fabio.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com