"Oke, paham semuanya? Tolong bilang iya, karena aku sudah menghabiskan stok kataku selama bertahun-tahun hanya untuk menceramahi kalian," gerutu Xavier. Ia duduk kembali ke sofa dan menarik nafas panjang, tadi saat berbicara ia bahkan hanya bernafas seperlunya karena ingin menyelesaikan ceramah dadakan itu secepat mungkin.
'Aku jadi ingin memeluk Diana untuk menghibur diri,' pikir Xavier tanpa sadar.
"Ah, apa yang baru saja kupikirkan?!" Xavier mencubit pipinya sendiri, "hentikan pemikiran gila itu, Xavier. Astaga." Tanpa tau malu Xavier berbicara pada dirinya sendiri di depan adik dan ayahnya.
"Kamu gila?" tanya Damian.
"Ya, aku gila. Semua ini karena kalian yang membuatku lelah," dengus Xavier.
"Ya sudahlah. Kalian resapi pelan-pelan ya ceramahku barusan, tolong mulai berpikir yang bijak sekarang. Aku pergi dulu, capek."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com