webnovel

Bab 23

Kamu mau saya antar kemana , Sya?."

"Serius dong." Tanya Ivan setelah selesai tertawa 

"Kamu gak mau ajak saya makan malam dulu?" Tanya Lessya pada Ivan, 

"Iya....Kita makan restoran favoritnya kamu, tapi setelah itu?" Tanya Ivan sambil terus mengendarai mobil nya menuju salah satu restoran Jepang yang berada di sekitar Jalan Sudirman.

"Saya balik ke Apartement aja, Van. Rasanya malam ini saya ingin menghabiskan malam dengan banyak berpikir." Jawab Lessya, Ivan melirik ke arah Lessya lalu tersenyum miris.

"Apa menikah dengan saya menjadi beban buat  kamu?" Tanya Ivan dan Lessya membalas tatapan Ivan

"Harus nya saya yang tanya itu. Bukan kamu." Jawab Lessya dan Ivan senyum di satu bibir nya 

"Kalo kamu tanya itu ke saya, saya gak akan jawab, Sya. karna itu pertanyaan bodoh," Jawab Ivan dengan serius 

Lessya terdiam mendengar jawaban Ivan, di alihkan pandangan nya ke luar jendela kaca mobil, Lessya memikirkan banyak hal saat ini.

"Macet yah Van?" Tanya Lessya membuka pembicaraan lagi setelah diam cukup lama dan tidak tahu lagi apa yang harus dibicarakan saat ini.

"Jakarta kapan gak macet, Sya. Mau pindah lokasi lain?" Tanya Ivan

"No...Biar sekalian jalan aja." Jawab Lessya, Ivan hanya diam lalu fokus kembali pada jalanan yang macet.

Sementara itu, jam 5 sore ini Robby masih terus mempelajari semua berkas yang di berikan oleh Om Amran. Bahkan Robby tidak segan untuk bertanya hal ini itu pada orang kepercayaan Papih Rommy itu.

"Om...Kalo laporan hotel yang di Bali, saya bisa liat gak?" Tanya Robby pada Om Amran.

"Bisa mas, Semua hotel yang Boss punya, laporan up date nya ada disini, Mas Robby cukup klik gambar ini, terus muncul cabang-cabang hotel milik Boss besar." Jawab Om Amran, Om Amran mempraktekkan program yang di pakai oleh hotel milik Papih Rommy. Robby pun tersenyum melihat kecanggihan program yang di pakai oleh Papih nya ini.

"Program nya mahal yah, Om. Bisa keren gini." Ucap Robby dengan tertawa 

"Jangan tanya Mas...Bapak mana mau pake program abal-abal." Jawab Om Amran dengan tertawa kecil

"Selera nya tinggi banget yah, Om." Tanya Robby lagi.

"Semua standart hotel....Bapak pilih yang premium Mas, Kwalitas harus nomor satu." Jawab Om Amran dengan bangga nya 

"Heeemmhhh saya baru tau, Om." Ucap Robby dan Om Amran kembali tertawa

"Ya gak ada istilah terlambat, Mas. setelah ini mau cek laporan apalagi Mas?" Tanya Om Amran yang dari tadi cukup sibuk menjawab dan menerangkan semua hal pada Robby

"Hari ini saya rasa cukup, Om. Besok saya kuliah pagi, Malem ini saya harus ngerjain tugas kampus dulu, dan besok siang saya balik ke sini lagi." Jawab Robby menceritakan rencana  jadwal nya hari ini dan juga besok, Om Amran tersenyum lalu menepuk bahu Robby 

"Semangat Mas. Saya pasti dukung Mas Robby." Om Amran ikut merasa senang karna Robby menunjukan keseriusan nya dalam bekerja.

"Pasti Om. Dan makasih banyak udah bantuin saya." Robby pun mengatakan nya dengan serius 

"Itu kewajiban saya." Jawab Om Amran, Om Amran merasa tidak enak hati saat anak pemilik banyak hotel ini mengucapkan terima kasih kepada diri nya.

"Aarggghh Om Amran begitu." Keluh Robby, Robby lalu mematikan layar laptop nya.

"Saya pulang duluan, Om." Pamit Robby, dan Om Amran pun langsung ikut berdiri mengikuti Robby yang sudah berdiri saat ini.

"Ok Mas Robby...Hati-hati di jalan."

"Siiip, Om." Jawab nya Robby, Robby langsung berjalan meninggalkan kantor nya, kantor yang berada di lantai 2 di dalam gedung hotel ini.

Beberapa orang karyawan yang berpapasan dengan Robby menyapa dan memberikan salam nya untuk Robby, namum Robby hanya diam, jangan kan membalas sapaan mereka, tersenyum saja tidak.

Robby berjalan menuju lobby, di lihat nya sekilas ruangan besar di lantai 1 ini.

"Saya harus bisa kerja, Sya. Ini hotel yang akan mengaji saya, semoga saja gaji saya bisa untuk makan kamu dan anak-anak kita nanti." Ucap Robby dalam hati nya.

Robby kembali berjalan menuju mobil nya, "Apa kabar kamu hari ini, Sya."  Robby bergumam saat sudah mulai mengendarai mobil nya.

Jalanan yang padat, hampir 30 menit Robby membuang waktu di jalanan, dan akhir nya sampailah Robby di rumah nya.

"Robbyyy pulangggg Mihhhh." Teriak Robby seperti anak kecil yang baru kembali dari sekolah nya.

"Mamihhhh disini sayangggg." Jawab Mamih Linda, Mamih Linda begitu senang saat anak semata wayang nya ini kembali pulang.

"Tumben pulang?" Tanya Papih Rommy yang cukup kaget karna anak nya datang, Mamih Linda membulatkan mata nya untuk Papih Rommy, dan Papih Rommy pun tertawa kecil

" Cape yah Bby." Tanya Mamih Linda saat Robby memeluk nya saat ini

"Kalo boleh ngeluh...Robby mau bilang cape banget, Mih." Jawab Robby jujur dan Papih Rommy pun tertawa, anak manja nya ini sudah mengeluh di hari pertama nya bekerja.

Robby yang mendengar tawa Papih nya, seketika melepaskan pelukan Mamih Linda, Robby tidak ingin Papih nya berpikir dia masih saja manja seperti dulu.

"Tapi Robby gak nyerah, Pih. Ini awal...Bukan akhir." Ucap Robby dengan serius. Mamih Linda seketika melayangkan ciuman sayang untuk anak laki-laki nya, Mamih Linda begitu terharu mendengar kata-kata Robby tadi, seakan tidak percaya putra kecil  nya ini sudah berubah menjadi lebih dewasa.

Dan Papih Rommy pun merasa bangga melihat usaha putra nya ini, tapi Papih Rommy memilih untuk diam, tidak ingin menunjukan rasa bangga nya untuk Robby, bukan tanpa alasan Papih Rommy melakukan ini, tapi Papih Rommy khawatir Robby cepat berubah sikap, kembali ke sifat asli nya yang manja.

"Robby mau mandi Mih, Badan Robby lengket pake kemeja model gini dari siang." Pamit Robby dan Mamih Linda pun tertawa sambil mengacak-acak rambut anak nya.

"Kasian banget anak Mamih, Ayo sana mandi," Ucap Mamih Linda, Robby pun mencium pipi Mamih Linda sekali lagi, lalu pergi dan masuk ke kamar nya.

"Robby hebat yah, Pih." Puji Mamih Linda pada suami nya

"Hebat apa nya?" Tanya Papih Rommy yang pura-pura tidak paham maksud perkataan istri nya itu.

"Awassss yah." Ancam Mamih Linda, dan Papih Rommy pun tertawa, di peluk nya bahu istri cantik nya itu 

"Robby sudah besar, Sayang. Jangan perlakukan Robby seperti anak kecil." Pesan Papih Rommy dengan mencium pipi istri nya.

"Terus....Yang harus di perlakukan seperti anak kecil siapa?" Tanya Mamih Linda 

"Yah suami mu ini." Jawab Papih Rommy dengan cepat, mereka akhir nya tertawa kecil, hal kecil namun romantis yang tidak pernah bosan mereka lakukan untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga mereka.

Próximo capítulo