webnovel

4. Kesalahan Rin B

"Kerja bagus Baby G...". Member Baby G menghembuskan nafas lega. Mereka baru saja menyelesaikan syuting special klip untuk studio COOM. Ini bahkan sudah hampir pagi dan mereka baru selesai setelah di take berulang kali. Rin B dan Hyewon sibuk membungkuk dan mengucapkan terima kasih pada semua staff yang terlibat dalam proyek tersebut. Sementara Eunha sudah lebih dulu berjalan menuju sebuah kursi untuk menegak air minum. Dengan sigap, Yeonsu menyeka keringat di dahi Eunha.

"Aigoo. Aku lelah sampai mau mati. Aku ingin cepat pulang". Keluh Eunha dengan suara nyaring hingga para staff yang mendengarnya mulai berbisik. Eunha berdecih melihatnya, dasar orang-orang memang sering asal berspekulasi tanpa menyelami lebih dalam. Eunha ingin segera pulang ke rumah agar bisa bertemu dengan Jeongsan, perempuan itu merindukan putranya setengah mati.

"Nyonya Cha Yuri ingin bertemu denganmu, dia ingin membicarakan sebuah proyek katanya". Ujar Yeonsu. Eunha lantas meniup poninya hingga beberapa helai beterbangan ke atas. Cha Yuri adalah CEO di agensinya, CEO yang menjadikannya 'kesayangan' dalam artian menjadikan Eunha sapi perah untuk memperbesar bisnis entertaintment nya.

"Eonnie, aku sudah mengambil schedule dari pagi sampai pagi lagi. Apa perempuan serakah itu ingin aku cepat mati karena kelelahan? Heol!". Gerutu Eunha. Sungguh tidak habis pikir dengan Nyonya Cha Yuri, PMB Entertainment bisa sebesar sekarang berkat dirinya. Banyak yang bilang kalau Eunha adalah anak emas Cha Yuri, tapi nyatanya perempuan itu tak lebih dari sekedar sapi perah perusahaan.

"Setidaknya berikan aku sedikit ruang untuk bernafas, hhhhh....". Lanjut Eunha dengan suara lirih.

"Geure kalau kau tidak mau bertemu dengan nyonya, aku akan bicara padanya. Tapi aku pasti akan mati setelah itu". Keluh Yeonsu dengan lesu. Eunha yang merasa iba dengan manager kesayangannya itu pun tentu tidak tega. Jika ia membangkang, yang akan kena omelan tentu saja Yeonsu selaku manager-nya.

"Yak! Jangan begitu. Arra... Aku akan menemuinya. Tapi pastikan Rin B dan Hyewon beristirahat setelah ini". Bisik Eunha lirih diakhir kalimatnya. Yeonsu mengangguk dengan patuh, perempuan itu tersenyum cerah karena Eunha telah menyelamatkan hidupnya.

"Hari ini jadwal Baby G kosong jadi mereka bisa beristirahat...".

"Kami ada schedule setelah ini". Potong Rin B. Perempuan itu menyeka keringat di dahi dan lehernya dengan tisu.

"Dan kalau Eunha Eonnie tidak mau berpartisipasi, Baby G akan datang dengan dua member". Tambahnya cuek. Hyewon diam saja, perempuan itu tidak berminat ikut dalam keributan. Ia menyimak sambil membereskan barang-barangnya.

"Yak! Pulanglah dan istirahat! Bagaimana bisa kalian menerima job tanpa bicara denganku lebih dulu?". Protes Eunha. Semua job yang akan diterima Baby G tergantung pada keputusan Eunha. Namanya juga anak emas maka berhak memutuskan. Cha Yuri juga sudah sepakat dan membebaskan Eunha melakukan apapun karena perempuan itu sumber uangnya.

"Nyonya menyetujuinya, ottokhae? Kami juga sudah mengkonfirmasi akan hadir". Sahut Rin B sambil menggedikan bahu.

"Nde? Yeonsu Eonnie, job apa itu sampai-sampai Nyonya menyetujuinya tanpa menghiraukan ku?". Tanya Eunha pada Yeonsu. Yeonsu langsung cepat-cepat melihat tabletnya dan melihat schedule Baby G hari ini.

"Omooo... kenapa ada schedule Baby G pagi ini?". Gumam Yeonsu. Padahal tadi ia ingat sudah mengosongkan jadwal Baby G, tapi tiba-tiba terupdate secara otomatis.

"Guest star Family Gathering Taman Kanak-kanak Tadika Ceria bersama BNT". Tiba-tiba Yeonsu membekap mulutnya begitu melihat rincian acara. Bagaimana mungkin ia seceroboh ini? Ia bahkan tidak membaca lebih detail soal line up acara. Baby G bertemu BNT, ada yang lebih parah lagi.

"Mwoya? BNT? Taman Kanak-kanak Tadika Ceria...". Eunha lemas seketika.

"Itukan sekolah Jeongsan. Bagaimana kalau JK bertemu Jeongsan?". Lanjut Eunha dengan wajah panik. Rin B dan Hyewon saling pandang, sungguh mereka tidak tahu kalau Jeongsan bersekolah di Taman Kanak-kanak tersebut. Dan mereka pun tidak pernah berencana untuk mempertemukan Jeongsan dengan JK.

"Eonnie, mianhae. Aku sungguh tidak tahu kalau...".

"Haish... Mau bagaimana lagi kalian sudah menerimanya. Aku akan bicara dengan Nyonya. Yeonsu Eonnie, palliwa". Eunha segera berlari keluar dari studio untuk bertemu dengan Cha Yuri. Sementara itu Rin B dan Hyewon merasa risau, mereka telah membuat masalah besar.

"Jinjja, aku tidak tahu kalau Jeongsan bersekolah disana". Bisik Rin B yang tak henti menyalahkan dirinya sendiri.

"Apa tidak bisa dibatalkan saja?". Tanya Hyewon yang tidak tahu harus berbuat apa.

"Apa kau gila? Kita akan kena denda dan citra Baby G pasti akan tercoreng. Haish.... Semoga Eunha Eonnie bisa mengatasinya". Rin B mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Tadinya ia hanya hendak menggertak Eunha sedikit, tapi tidak pernah menyangka jika malah menimbulkan masalah.

***

Jeongsan menatap layar televisi dengan malas, ia tengah sarapan tapi dipaksa Ji-won untuk menonton BNT. Anak itu sampai pusing melihat gerakan dance Hyung-hyung itu di televisi karena sangat cepat. Sudah seminggu ini Jeongsan dipaksa menonton BNT padahal yang ingin anak itu tonton adalah ibunya.

"Jeongsan-ahh... Lihat Hyung yang itu...". Jiwon menunjuk JK. Kebetulan wajah lelaki itu sedang di sorot jadi terlihat jelas.

"Namanya JK, nama aslinya Jeon Jungkook. Ingat baik-baik". Lanjut perempuan itu. Jeongsan mengangguk dengan patuh agar bibinya tidak bawel.

"Hmm... kalau yang lain siapa namanya, imo?". Tanya anak itu sambil mengunyah serealnya. Ji-won merendahkan tubuhnya untuk menatap mata Jeongsan.

"Yang lain itu tidak penting, Jeongsan. Kalau ada yang bertanya siapa ayahmu, jawab saja JK BNT". Ujar Jiwon asal dan kembali menyiapkan dokumen yang hendak ia bawa ke kantor.

"Wae? Kenapa harus bilang begitu, Imo?". Tanya Jeongsan penasaran.

"Karena dia terkenal hehe". Sahut Ji-won sambil tersenyum garing. Padahal sudah gatal hendak memberi tahu yang sebenarnya pada Jeongsan.

"Yak! Berhenti meracuninya". Tegur Daesuk pada istrinya.

"Jeongsan-ahh, jangan dengarkan perkataan bibimu. Nanti kau akan ditertawakan teman-temanmu karena dianggap gila". Canda Daesuk hingga membuat Jeongsan tertawa.

"Dia memang anaknya JK, aku tidak meracuninya". Bisik Ji-won kesal.

"Kau mau mati ditangan Eunha, eoh? Yak! Jangan terlalu ikut campur, yang berhak memberi tahu Jeongsan siapa ayahnya adalah Eunha". Ji-won mencibir kearah suaminya. Sampai bumi berubah bentuk menjadi segitiga pun Ji-won yakin Eunha tidak akan pernah memberi tahu Jeongsan siapa ayahnya.

"Jeongsan-ahh, ayo kita berangkat sekolah". Seru Jiwon mengabaikan suaminya. Daesuk geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya yang kadangkala seperti anak kecil.

"Baik, Imo". Jeongsan yang patuh langsung menyeka bibirnya yang terkena noda susu dengan punggung tangan. Anak itu menggendong tas bergambar Ironman nya lalu menggandeng jari telunjuk Ji-won.

"Mianhae, Jeongsan-ahh. Kami tidak bisa menemanimu di acara sekolah. Nanti bermain dengan Ahra Saem saja ya". Kata Jiwon benar-benar menyesal. Jeongsan mengangguk, anak itu hanya tahu jika hari ini akan ada acara disekolah. Acara anak dan orang tua, orangtua menemani anaknya bermain. Jeongsan sangat iri.

"Gwenchana, Imo. Jaeyuk dan Geum Do juga tidak ditemani orangtuanya. Aku akan baik-baik saja". Kata Jeongsan menenangkan. Anak yang pemikirannya jauh lebih dewasa ketimbang usianya itu membuat Daesuk terharu.

Daesuk berjongkok di hadapan Jeongsan.

"Anak pintar, Jeongsan sudah besar. Samchoon janji akan membelikan mainan untuk Jeongsan nanti". Lelaki itu mengacak rambut Jeongsan.

"Yeay! Terimakasih samchoon". Jeongsan memeluk Daesuk erat. Meski ia tidak tahu siapa ayahnya, namun ia masih bisa merasakan kasih sayang sosok ayah dari Daesuk. Mendadak suasana menjadi haru, diam-diam Jiwon mengusap air matanya. Sebagai bibi tentu saja ia tidak tega melihat anak sekecil Jeongsan harus mengalah dalam segala hal. Anak seusia Jeongsan harusnya merengek dan memberontak ketika keinginannya tidak terpenuhi. Namun anak itu memilih untuk tidak melakukannya karena tidak mau menyusahkan orang lain. Persis sekali seperti ibunya.

Suasana haru itupun rusak karena panggilan telepon dari Eunha.

"EONNIE... EONNIE... APA JEONGSAN SUDAH BERANGKAT SEKOLAH?!".

"Wae?! Ada apa denganmu, kau ingin membuat Eonni-mu tuli eoh?!". Teriak Jiwon sebal.

"Jeongsan tidak boleh berangkat sekolah!". Kata Eunha dengan suara terengah diseberang sana.

"Yak! Ibu macam apa kau ini? Apa kau ingin mengajari anak mu membolos. Benar-benar ajaran sesat...".

"Eonnie jebal, dengarkan aku. Jeongsan tidak boleh berangkat sekolah. BNT akan jadi guest star di acara Family Gathering. Jeongsan tidak boleh bertemu JK". Jelas Eunha mencoba tenang.

"Nde?! Omoo...". Jiwon membulatkan mulutnya lalu menatap Jeongsan dan Daesuk yang memperhatikannya.

"Aigooo... Bagaimana ini, kami bahkan sudah ada didepan sekolah". Bohong Jiwon. Biar saja Jeongsan bertemu JK, anak itu berhak. Dan ini kesempatan yang bagus.

"Heee? Cepat pulang saja...".

"Omoo... Omooo... Gurunya sudah datang, aku tutup dulu ya. Bye". Jiwon memutuskan panggilan telepon secara sepihak lalu tersenyum puas. Perempuan itu terlihat bahagia sekali.

"Ada apa ini? Sangat mencurigakan". Tebak Daesuk. Ji-won langsung menggandeng suaminya dengan mesra.

"Tidak ada apa-apa, kajja kita berangkat".

"Imo, aku belum bicara dengan Eomma. Kenapa sudah ditutup teleponnya?". Protes Jeongsan.

"Uri Jeongsan-ie, bersenang-senanglah hari ini di sekolah, Heum?". Ujar Ji-won sembari menjawil pipi Jeongsan.

***

"Shit! Kepala ku sakit! Eonnie, palliwa! Mereka sudah sampai di sekolah". Teriak Eunha. Yeonsu langsung menambah kecepatan mobilnya. Seperti sedang di sirkuit balap, Rin B dan Hyewon komat-kamit membaca doa.

"Rin B-yaa.. kalau aku mati muda karena kecelakaan, arwahku akan mengikutimu setiap hari". Ancam Hyewon. Yeonsu berkendara dengan kecepatan penuh dan tentu sangat berbahaya. Semua terjadi karena Rin B yang asal menerima job dengan gegabah.

"Yak! Aku juga tidak tahu kalau akan jadi begini. Ottokhae... Aku bahkan belum memberikan kepastian pada Star-bin. Aku ingin keluar dari friendzone. Huwwaaaa.....". Rin B dan Hyewon berteriak ketakutan saat mobil berjalan secepat angin. Ternyata obrolan Eunha dan Cha Yuri tidak berjalan lancar.

Kembali pada pukul 05.30 KST

"Mwo? Anda ingin saya menerima proyek dokumenter dengan JK? Tck... Saya akan melakukan apapun kecuali hal-hal yang berkaitan dengan JK". Kata Eunha sambil berdecih. Apa hal yang baru saja dikatakan Cha Yuri adalah sebuah dialog dalam drama komedi? Lucu sekali ketika ia diminta berhubungan dengan pihak yang jelas pernah menghancurkan hidupnya. Hype itu musuhnya, dan JK adalah artis dari agensi tersebut. Sudah jelas Eunha telak menolak.

"Tidak perlu buru-buru menolak, aku bisa memberimu waktu untuk berfikir. Dua hari, tiga hari, atau seminggu?". Tawar Cha Yuri memberi penawaran.

"Nyonya, apa anda benar-benar tidak mengerti? Saya akan menuruti semua perintah anda, kecuali yang satu ini. Sungguh saya tidak bisa". Mohon Eunha. Ia berharap Cha Yuri memahami perasaannya, atau melihatnya sebagai seorang ibu. Seorang ibu yang khawatir dengan anaknya karena berhubungan dengan pihak yang berbahaya.

"Wae? Apa kau masih mencintainya sehingga berusaha menghindar?".

"Nde?". Eunha mendadak gugup. Perempuan itu tertawa garing.

"Hahaha... Saya bahkan tidak peduli lagi soal cinta. Saya hanya ingin terus menjadi kaya". Sahut Eunha realistis. Tujuan utama Eunha hanyalah terus bersinar dalam waktu yang lama. Semua demi kehidupan Jeongsan yang lebih baik di masa depan.

"Itu dia. Jika kau menerima proyek ini, Baby G akan ikut naik namanya berkat JK kan? Bukankah kau tidak ingin nasib Baby G seperti B-Friend dimasa lalu? Aku bisa mengabulkan semuanya, asal kau melakukan sesuai keinginanku. Aku janji akan memberikanmu waktu untuk bernafas setelah proyek dokumenter itu berakhir". Cha Yuri tersenyum puas melihat wajah Eunha yang tengah menahan kesal namun tidak sanggup melawan. Perempuan itu mengetahui kelemahan Eunha hingga bisa membuatnya tak bisa berkutik. Cha Yuri tahu betul bagaimana cara memanfaatkan Eunha.

"Tunggu apa lagi, pergilah ke Taman Kanak-kanak. Sebelum dia mendahuluimu". Lanjutnya hingga membuat Eunha menghela nafas berat. Tanpa memberi hormat pada CEO-nya Eunha keluar dari ruangan dengan langkah lebar, lalu menutup pintunya secara kasar. Cha Yuri tersenyum puas, tidak ada yang ia pikirkan selain meraup keuntungan dari proyek dokumenter ini.

Setelah pintu tertutup, Eunha tak henti menyumpah serapahi Cha Yuri.

"Sekiya! Jalang, tua bangka!.. enyah saja kau!". Semua kata-kata kasar keluar dari mulut perempuan cantik itu. Yeonsu sampai susah payah membungkam mulut kurang ajar Eunha.

"Ya! Ya! Apa kau gila. Ini ada di kantor, kalau ada yang dengar, matilah kau!". Tegur Yeonsu. Eunha memberontak, perempuan itu menepis tangan Yeonsu yang melingkari lengannya.

"Pokonya setelah kontrakku habis dan mengumpulkan banyak uang, aku akan keluar dari tempat sampah ini dan membangun agensi sendiri!". Ujar Eunha dengan emosi. Kalau saja ia tidak butuh uang, tentu saja ia tidak sudi bekerja dengan orang tak punya hati seperti Cha Yuri. Manusia yang tidak bisa memanusiakan manusia!

"Geure, bawa aku juga kalau begitu". Dengan nafas memburu ia menatap Yeonsu, lalu keduanya terkekeh.

"Kajja, kita ke taman kanak-kanak".

***

Member BNT berdiri sambil membawa beberapa kardus yang berisi alat tulis di depan Taman Kanak-kanak yang masih sepi. Mereka heran karena tiba-tiba diminta berpartisipasi di acara seperti ini. Biasanya mereka mengisi acara besar, tapi sekarang?

"Apa yang ada dipikiran sajangnim hingga kita diminta datang ke Taman Kanak-kanak?". Keluh Hobi. Lelaki itu menguap lebar, seharusnya pagi ini mereka masih tidur dengan nyaman diatas kasur. Tapi tiba-tiba Seejin manager-nim heboh karena katanya ada schedule penting yang tidak boleh dilewatkan. Tanpa mereka ketahui ini adalah awal rencana peran antagonis untuk mempertemukan Eunha dan JK kembali. Mereka akan terlibat dalam proyek dokumenter, maka harus sering bertemu agar tidak canggung satu sama lain.

"Diamlah! Aku sangat mengantuk dan benci anak kecil, hoam!". Sahut AgustD sambil menguap lebar. Semua member BNT mengeluh kecuali satu orang yang sumringah sendiri.

"Eoh? Dia tersenyum? Yak! Lihatlah... Aku sudah tidak pernah melihatmu sebahagia ini. Hhh... Ada apa ya?". Goda Jimi hingga membuat JK salah tingkah.

"Wae? Memang aku tidak boleh bahagia? Bukankah kalian yang bilang kalau aku pantas bahagia, eoh?". Protes JK sambil menatap member BNT satu persatu. Dan mereka mengangguk dengan polosnya.

"Nah! Kajja, kita masuk". Lalu JK berjalan lebih dulu dengan semangat, masuk ke dalam Taman Kanak-kanak. Member BNT masih ribut karena heran dengan JK, lelaki itu seperti baru saja diberi nyawa oleh Tuhan karena biasanya seperti tidak hidup.

Taehe tersenyum kecil lalu menatap spanduk besar yang tertempel di tembok sekolah.

"Family Gathering Taman Kanak-kanak Tadika Ceria bersama BNT dan Baby G"

Sudah jelas kan alasan mengapa JK sangat bahagia pagi ini?

To be continue...

Próximo capítulo