webnovel

Pagi yang Suram

Esok paginya Lionel sudah bersiap untuk lari pagi di stadion, ia sudah mengenakan pakaian olahraga serba hitam dan sepatu putih.

"Lio, sarapan dulu nak," ucap Mama Farah sembari sibuk menyiapkan sarapan untuk Tasya.

"Lio minum susu saja Ma," sahut Lionel, kini ia mulai duduk seperti biasa di tempat duduk yang biasa ia duduki saat makan.

"Makan dulu sama roti bakar nih, Mama sudah buatkan roti bakar," ucap Mama Farah.

Lionel mulai melirik Tasya yang tengah di layani Mama Farah.

"Mau di potong-potong apa besar begini?" tanya Mama Farah sembari tersenyum ke arahnya.

"Di potong-potong Oma, mulut Tasya kan kecil," jawab Tasya sembari tersenyum ceria.

"Ribet amat," gerutu Lionel.

Seketika Mama Farah langsung memelototi putra nya itu.

"Kau dulu waktu kecil malah lebih parah Lio," ucap Mama Farah dengan nada kesal.

"Om Lio mau kemana Oma?" tanya Tasya setelah melirik Lionel.

Mama Farah kembali melirik Lionel, dan beralih menatap Tasya.

"Om Lio mau joging sayang," jawab Mama Farah dengan lembutnya.

"Joging itu apa Oma?" tanya Tasya.

"Joging itu lari-lari," jawab Mama Farah.

"Tasya mau joging Oma, boleh?" tanya Tasya.

"Tak boleh," sahut Lionel dengan cepat, dan ketus.

Tiba-tiba Tasya langsung menundukkan kepalanya, wajahnya yang terlihat ceria tiba-tiba berubah menjadi muram dan sedih.

"Tanya mau ikut joging," ucap Tasya lirih.

"Lio, kau ajak lah," ucap Mama Farah sembari menatap Lionel yang tengah menyantap roti bakar buatannya.

"Ribet Ma, Lio itu kesana mau joging ya Ma. Bukan mau main-main," ucap Lionel dengan nada kesal.

"Apa kau tak kasihan, tuh lihat," ucap Mama Farah.

Lionel mulai melirik Tasya kembali, tak lama ia langsung menghembuskan nafas beratnya.

"Ya ya sudah iya boleh," sahut Lionel dengan nada malas.

Seketika Tasya mulai mengangkat kepala kembali, sementara senyumannya pun ikut kembali seperti tadi.

"Benar Om?" tanya Tasya.

"Iya," jawab Lionel dengan nada malas.

"Yeee Tasya joging," ucap Tasya dengan cerianya.

"Sarapan yang banyak Tasya biar kuat joging nya," ucap Mama Farah.

"Iya Oma," sahut Tasya dengan cepat.

Mereka sudah selesai sarapan, kini Lionel, Tasya dan Ayumi mulai masuk ke dalam mobil.

"Om buka kacanya dulu Om," ucap Tasya sembari menggedor-gedor kaca jendela samping mobil Lionel.

"Ada apa sih?" tanya Lionel sembari mengerutkan keningnya.

"Buka Om," jawab Tasya.

Dengan terpaksa Lionel mulai membuka jendela kaca mobil itu.

Tiba-tiba Tasya mengeluarkan kepalanya ke jendela itu sembari melambaikan tangannya ke Mama Farah.

"Dada Oma," ucap Tasya.

"Dada Tasya," sahut Mama Farah mulai melambaikan tangannya sembari tersenyum lebar ke arahnya.

"Ada saja," gerutu Lionel lirih.

Mobil mulai melaju dengan perlahan keluar dari kawasan rumah Lionel dan Mama Farah yang megah itu.

"Sudah sudah, duduk," ucap perintah Lionel.

"Iya Om," sahut Tasya, kini ia mulai duduk tenang dan dengan cepat Lionel mulai menutup jendela kaca mobilnya itu.

Ayumi terus berusaha menahan tawanya, melihat Lionel sedari tadi terus menggerutu melihat tingkah Tasya.

"Nanti kau jangan ganggu aku ya, main sana sama Ayumi," ucap Lionel dengan nada kesal.

Tasya mulai menatap Lionel, sembari membenarkan posisi boneka shark nya.

"Tasya ikut om Lio bukan mau main Om, Tasya mau joging kaya Om," sahut Tasya, bocah polos 3 tahun itu.

Lionel mulai menghembuskan nafas beratnya.

"Terserah kau lah, yang penting jangan dekat-dekat aku," ucap Lionel tambah kesal.

Tiba-tiba Tasya mulai turun dari kursi belakang, ia mulai mendekati Ayumi yang tengah mengemudikan mobil.

"Heh mau apa kau?" tanya Lionel sembari mengerutkan keningnya.

"Tante Ayumi mau Tasya bantu?" tanya Tasya yang merasa kasihan melihat Ayumi memutar setir mobil itu seorang diri.

Ayumi langsung terkikih melihat kepolosan Tasya.

"Tidak Tasya terimakasih, Tante Ayumi bisa sendiri," jawab Ayumi sembari terus terkikih, tak lama ia mulai mengelus lembut pipi menggemaskan Tasya.

"Sok-sokan mau nyetir, yang ada mati muda aku," ucap Lionel dengan nada kesal.

"Sudah jangan banyak tingkah, duduk sini," ucap perintah Lionel.

Tasya kembali menatap Lionel.

"Kenapa kita duduk di belakang Om?" tanya Tasya dengan raut muka kebingungan.

Nafas berat Lionel mulai terhembus.

"Kau kalau mau di atas juga boleh," jawab Lionel dengan nada kesal.

Seketika Tasya langsung menatap ke atas.

"Nanti kaalu jatuh gimana Om?" tanya Tasya sembari mengerutkan keningnya.

"Brug," jawab Lionel menirukan suara orang terjatuh.

"Hahaha," tawa Ayumi tiba-tiba lepas.

Tawa Ayumi membuat Tasya melirik kembali ke arahnya.

"Tante, itu kan sakit. Kenapa Tante Ayumi tertawa?" tanya Tasya sembari mengerutkan keningnya.

"Lucu sekali kau ini," ucap Ayumi sembari mengelus-elus poni tengah Tasya.

"Lucu apanya, menyebalkan iya," sahut Lionel dengan nada kesal.

Tak lama kini mereka tiba di luar stadion, terlihat banyak sekali penjual kaki lima berjejer di sana.

"Om aku mau itu Om aku mau itu," ucap Tasya dengan cerianya, ia menunjuk nunjuk balon itu lewat jendela kaca mobil Lionel.

"Tasya duduk!" seru Lionel lirih, tegas.

"Om aku mau itu," ucap Tasya terus-menerus.

"Tasya kita ini mau joging bukan mau main kan?" tanya Lionel dengan nada kesal, ia mulai mengingatkan niat awal Tasya ikut bersama dirinya.

Sementara itu Ayumi tengah sibuk mencari parkir yang pas untuk mobil Lionel.

"Iya habis itu joging om, Tasya mau itu dulu," jawab Tasya kekeh mau balon itu.

Mobil sudah terparkir, dan kini mereka semua mulai turun dari mobil.

"Aku aku itu," teriak Tasya, tiba-tiba ia langsung berlari menghampiri penjual balon itu.

Sontak Lionel dan Ayumi dengan cepat berlari mengikuti Tasya, mereka takut jika Tasya tertabrak salah satu orang di sana yang tengah joging dan bermain sepeda elektrik.

"Tasya," panggil Lionel panik.

"Tasya mau yang kuning," ucap Tasya yang sudah berada di dekat penjual balon itu.

Dan kini Lionel juga Ayumi sudah berada di samping Tasya.

"Tasya, tak boleh begitu ya. Mau kemana-mana harus sama Tante harus sama Om," ucap Ayumi dengan lembut.

Tasya mulai melirik Lionel dan juga Ayumi.

"Tasya mau yang kuning," ucap Tasya.

"Ini buat Tasya," ucap penjual itu mulai memberikan balon berwarna kuning itu kepada Tasya.

"Terimakasih," ucap Tasya sembari menatap ke atas, memandangi balon nya.

"Bayar," ucap Lionel sembari memberikan dompetnya kepada Ayumi.

Sementara itu Lionel mulai memulai joging paginya, niatnya sekaligus menghindari Tasya. Namun sialnya Tasya malah mengikuti Lionel dari belakang sembari membawa balonnnya dengan tali yang di ikat di batu kecil saat ini tengah ia genggam.

"Cit cit cit," bunyi sepatu Tasya.

"Perasaan ku jadi tak enak begini," ucap Lionel lirih.

Lionel mulai menghentikan langkahnya, dan bunyi sepatu anak kecil itu tak lagi terdengar. Lionel pun mulai menoleh ke belakang, terlihat Tasya tersenyum-senyum ke arah Lionel.

"Ayumi," teriak Lionel dengan keras.

"Iya pak," sahut Ayumi sembari berlari ke arahnya.

Próximo capítulo