Masih dengan raut wajah yang cukup penasaran, setelah mendengar ancaman yang telah keluar dari bibir Dominiq bukannya merasa takut dan gentar. Jessie justru membalasnya dengan tepuk tangan beberapa kali, di selingi dengan suara tawa kecil yang juga dia ciptakan.
"Apa yang sedang kamu katakan? Apa aku tidak salah dengar. Kamu ingin melenyapkan nyawaku? Bgaimana mungkin dengan keadaanmu yang sekarat sekarang akan menghilangkan nyawaku?" kelakar Jessie kemudian.
Setelah tahu, jika pria itu adalah Dominiq, dia pun tidak ingin tergesa-gesa untuk meninggalkan tempat tersebut. Lagi pula berbagai buah segar yang terhidang pada sebuah meja kecil, berhasil menarik perhatian rasa lapar yang memang sudah tidak dapat dia tahan lebih lama lagi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com