Dokter Firdaus Terhuyung manakala menyadari ada seseorang sudah memukulnya dengan kerasnya. Dari sudut bibirnya mengeluarkan darah karena pukulan itu begitu keras. Dia baru menyadari siapa yang sudah memukulnya dengan membabi buta dan dengan tatapan sangat marah.
Kemarahan yang sangat luar biasa diiringi dengan dengan kebencian yang mendalam. Dan laki-laki tua itu sangat paham bagaimana perasaan pemuda tampan itu. Dia pasti sangat membencinya sebagai kakeknya dan yang pasti pemuda ini tidak akan pernah mengakui dirinya orang yang punya hak atas dirinya.
"Arlan! Jangan pukul lagi nanti kakekmu akan mati!" teriak Mirna mencoba melerai perkelahian yang diciptakan oleh anak tornya itu. Tak ingin terlihat gaduh dan rame yang bisa membuat semua orang akan melihatnya Dokter Firdaus segera cabut langkah tanpa menghirukan kemarahan Arlan yang sudah sampai di ubun-ubun.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com