Lampu yang kedinginan di rumahku malu-malu mengatakan, bahwa ia juga rindu kepadamu.
la rindu kau ada di sini, memelukku sampai pagi.
Air hujan yang sering singgah di atap rumah ini juga selalu bertanya-tanya kapan kau akan kembali dan menikmati rintiknya dengan bercinta?
***
Pada malam yang gagal memeluk ketabahanku, aku menemukanmu dalam rindu-rindu yang tubuh, tumbuh, dan utuh.
Aku menemukanmu dalam air mata dan doa-doa selepas senja, setelah larut tiba, sepagi buta, seengkau saja.
Aku menemukanmu dalam buku-buku yang baka, dalam mata-mata yang menghiba, dalam tawa dan segala semesta.
Aku menemukanmu dalam tunggu yang tunggal, dalam harap yang tinggal, dalam diriku yang satu, aku menemukan dirimu dalam tubuhku yang engkau.
***
Malam semakin larut, kita duduk berdua di tepi sungai, aku bercerita kepadamu tentang sebatang kayu yang jatuh cinta kepada api, mereka terus bersama menunggu pagi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com