...menjadi setangkai demi setangkai dahan yang tumbuh di tubuhku. Dengan akarnya, dia membelit dan menyesakkan dadaku. Kebohongan ini ternyata melelahkan.
"Terima kasih, untuk malam ini." Pesan singkat Mutia masuk ke ponselku.
Aku sengaja tidak membalasnya, biar saja dia menduga aku sudah tertidur. Aku hanya ingin merenung apa yang aku butuhkan. Aku ingin mengatakan kepadamu bahwa aku telah mengkhianati dirimu. Aku telah mengkhianati cinta kita, Anisa Sholihat.
Seharian aku tak membalas pesan singkat Mutia, juga tak mengabari kamu. Aku diam, aku melarikan diri ke tempat yang aku rasa bisa menenangkan pikiranku. Rasa bersalah kepadamu benar-benar membuat aku tak ingin berkomunikasi dengan kalian berdua hari ini. Aku memilih duduk di pantai belakang kampus. Memilih untuk menatap ombak, melihat ombak mengempas karang. Dan, ingatan kepadamu semakin tajam.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com