"Siap komandan!"
Aku menutup telepon. Dari jauh ternyata Ifandy memerhatikanku. Entahlah, apa dia menguping atau hanya sekadar melihat aku menelepon. Aku mendekat ke arahnya.
"Cewek baru ya, Bro?" Ternyata benar, Doli menguping. "lya," jawabku singkat. "Anak mana?" Kekepoannya berlanjut.
"Anak Ambon."
"LDR? Sudah pernah bertemu?" "Belum pernah bertemu."
"Haha... ternyata lo masih gila aja, ya."
Aku hanya tersenyum. Aku tahu dia akan berpikiran sama dengan yang lain. Dia akan menganggapku gila hanya karena aku mencintai dirimu, meski kita belum pernah bertemu.
Setelah beberapa menit kemudian, Santi dan Panjul datang. Aku sengaja tidak bertanya kenapa mereka telat datang. Aku hanya mengajak supaya kami segera berangkat. Dan, kami pun meninggalkan kampus tempat aku berkuliah dulu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com