Namun, pada malam ini rasa rinduku dari detik demi detik semakin menumpuk. Anisa yang sulit dihubungi membuat perasaanku jadi tak karuan. Akhirnya, aku sampai di depan pintu rumah itu, kemudian disambut oleh nenek Anisa.
"Anisa lagi tidak di rumah nak. Kamu Yogi kan?" Meski kami pernah bertemu, tapi aku belum pernah memperkenalkan namaku kepada nenek Anisa. Kami hanya bertemu sebentar saja waktu itu. Saat aku mengantarkan Anisa pulang ketika hujan di malam itu.
Aku mengangguk seraya berkata "iya nek. Sikap nenek Anisa yang terlihat sendu membuatku bertanya dalam hati, apakah wajah orang tua memang sendu?
"Ini, ada titipan Anisa buat Nak Yogi." Dia menyerahkan selembar amplop berwarna putih kepadaku.
Surat? Ada perasaan yang tidak enak menyerang tiba-tiba ke dalam hatiku.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com