Lelaki bertubuh besar dengan kumis tebal itu melangkah kakinya masuk ke ruangan Dokter baru yang datang dari Jerman. Sementara Nico masih tenggelam dalam semua tanya yang menggantung di dalam benaknya.
"Rahel!" lirih Nico.
"Kenapa Tuan?" seloroh sekertaris Aris saat Indra pendengarnya menangkap sayup-sayup ucapan Nico.
"Oh, tidak!" balas Nico tergeragap. Segera ia menepis bayangan Rahel dari dalam benaknya. Ia tidak ingin Sekertaris Aris curiga kepadanya.
"Bagaimana dengan Nyonya Sofia di rumah, Tuan?" seloroh Sekertaris Aris membuka percakapan yang sedari tadi hening.
Nico menautkan kedua alisnya. "Bagaimana bisa kamu tau jika Sofia berada di rumah?" Nico menjatuhkan tatapan menyelidik pada Sekertaris Aris.
Sejenak lelaki yang sudah Nico anggap sebagai ayahnya sendiri itu nampak berpikir. "Aku menemukan Nyonya Sofia terlunta-lunta di pinggir jalan. Awalnya Nyonya Sofia menolak ajakan saya. Tapi saya sengaja terus memaksanya," ucap Sekertaris Aris menjeda.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com