Aku masuk ke kamarku dengan lesu. Ku lihat Ray sedang tertidur di kasurnya dengan pulas. Aku menghela nafas lalu berjalan menuju ke toilet. Aku menyandarkan diri di belakang pintu toilet setelah pintu tertutup. Dengan perlahan ku turunkan tubuhku untuk duduk. Ku usap wajah ini dengan kasar. Hari ini aku merasa begitu emosional. Bagaimana tidak? Aku mendengar sebuah pernyataan yang sangat menyakitkan. Ify bilang bahwa lelaki itu mengatakannya dengan tatapan yang sangat meyakinkan. Entah benar atau tidak, aku pun tidak tahu. Sekarang aku tengah dilanda kebingungan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com