Mentari senja di ufuk timur. Senjanya memberi gurat warna merah di langit. Kinara bersiap pulang dari tugasnya. Ia sangat buru- buru ingin kembali ke rumah. Kejadian penculikan Amara kemaren membuatnya waspada.
Tak ingin hal itu terjadi lagi. Saat ini hanya ingin fokus pada keselamatan Amara. Saat akan keluar dari Rumah sakit ini. Ia berjalan terburu- buru. Tak sengaja bertabrakan dengan dr. Hendi.
Brukk!
Tubuh Kinara akan terjatuh namun reflek di pegang oleh dr. Hendi.
"Hati-hati Kinara, nanti kamu jatuh!" kata dr. Hendi. Ia menatap lekat Kinara. Namun Ia segera sadar dan melepaskan tangan dari pinggangnya.
"Maaf Dr. Hendi," kata Kinara merasa canggung.
"Tak apa, Kinara."
Dr. Hendi tersenyum mengoda. Kinara tak ingin larut dalam suasana yang tak mengenakan ini. Ia segera pamit.
"Dr. Hendi, aku duluan," kata Kinara.
"Iya Kinara, hati- hati," ujar dr. Hendi memenangkan hati yang mendadak bergejolak. Lalu membuang napas pelan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com