Malam hari, Rudeus sedang belajar di bawah bimbingan Roxy yang menjelaskan tentang pelajaran hari ini. Roxy tidak perlu repot-repot menjelaskan panjang lebar ke sana-sini karena Rudeus dengan cepat dan mudah memahami apa yang dia katakan.
Bukan hanya kuat, tapi Rudeus juga pintar dalam Akademik yang membuat Roxy kagum. Namun di lain sisi, Roxy merasa tidak pantas menjadi Guru dari Rudeus karena Level kekuatan tidak jauh berbeda, mungkin bisa dikatakan Rudeus akan segera melampauinya.
Meskipun begitu, Rudeus tetap menganggapnya Guru dan selalu menghormatinya setiap saat. Kadang juga, Rudeus menyemangati Roxy yang pada saat dia merasa tidak percaya diri.
"Dan selesai. Seperti biasa, kamu memang sangat cerdas dan dapat memahami pelajaran ini dengan mudah." Roxy memuji kecerdasan Rudeus.
"Kecerdasanku tidak akan berguna jika tidak dibimbing oleh Guru sepertimu, Sensei. Malah, aku yang seharusnya kagum kepadamu karena selalu bersikap baik kepadaku."
"Hm, begitukah? Mulutmu memang sangat pandai dalam memuji seseorang." Roxy berjalan ke kasurnya, dia duduk dan merenggangkan otot-ototnya.
"Tidak, aku sungguhan. Apalagi Sensei sangat cantik." Rudeus tersenyum tipis, niatnya dia adalah untuk mengambil hati Roxy.
"Hm." Roxy tidak terlalu serius saat menanggapi perkataan Rudeus, karena mengingat Rudeus yang masih kecil. "Katakan itu pada orang yang kamu suka. Jangan katakan kata-kata itu kepadaku. Agak memalukan."
"Huh. Kalau begitu, bagaimana jika sekarang aku bilang kalau aku menyukai Sensei? Bagaimana pendapat Sensei sendiri?" Semakin ke sini, Rudeus semakin ingin menggoda Roxy.
"Terima kasih. Tapi, katakan itu sepuluh tahun mendatang jika kamu tidak berubah pikiran."
"Hoho, aku berjanji akan menyatakan perasaanku di sepuluh tahun mendatang, karena.. perasaanku tidak akan pernah berubah selamanya. Aku selalu menyukai orang yang tulus juga kepadaku." Rudeus tersenyum kecil ke arah Roxy.
Roxy sedikit tersipu, lalu dia menghela nafas. "Itu semua kulakukan hanya karena pekerjaanku."
"Tapi kamu menikmatinya, kan?"
"Iya.."
"Berarti Sensei memang tulus mengajarkanku."
Roxy tidak bisa menyangkal perkataan Rudeus, karena semua yang dikatakan Rudeus tepat sasaran. Dia menjadi semakin malu dan berkata. "Cepatlah tidur, Suku Superd mungkin akan memakanmu."
"Aku akan tidur di sini. Bisa saja Suku Superd lebih memilih wanita cantik seperti Sensei daripada seorang bocah kecil yang nakal."
"Ya, kamu memang nakal dengan mulutmu itu. Cepatlah tidur."
"Baikk."
Rudeus berjalan keluar, dia melirik ke arah Roxy selama beberapa detik sebelum menutup pintu kamarnya. Dia berjalan menuju ke kamarnya sambil mengabaikan suara-suara aneh dari kamar orang tuanya.
Sampainya di kamar, dia berbaring di tempat tidur dan membuat beberapa tanda segel.
Poof!
Satu Bunshin muncul dengan kepulan asap putih, Bunshin tersebut langsung menunduk hormat ke arah Rudeus dan menyapanya dengan nada hormat.
"Selamat malam, Bos! Ada pekerjaan?"
"Iya, tapi sebelum itu... System, ada cara untuk memperkuat atau memperlama Bunshin?"
[ Ding! Dengan ramuan "Ketahanan" dapat memperkuat apapun! Harganya - 9.000! ]
"Sampai berapa lama efeknya?"
[ Ding! Sekitar beberapa bulan atau bahkan satu tahun! Tapi Bunshin tidak akan menghilang jika Bunshin terus menyerap Chakra disekitarnya! ]
"Hm, begitu. Beli ramuan itu."
[ Ding! Terbeli! Koin anda saat ini : 27.000 Koin! ]
Rudeus membuka telapak tangannya, sebotol ramuan muncul di sana dan dia langsung melemparkannya ke arah Bunshinnya. Bunshinnya menangkap ramuan yang dilempar, dia menatap Rudeus seolah bertanya "Untuk apa ini?".
"Jaga-jaga. Kali ini, pekerjaanmu adalah untuk menjadi seorang Petualang."
"Petualang? Untuk apa?"
Rudeus kemudian menjelaskannya. "Aku sadar bahwa kekuatanku memang kuat... Dimasa depan, tapi untuk saat ini, aku masihlah lemah. Dan berlatih di sini hanya meningkatkan sedikit kekuatanku, sedangkan kekuatan yang kuperlukan sangat banyak. Oleh karena itu, aku ingin kau, Bunshinku, pergi ke luar Desa dan menjadi Petualangan."
"Begitu. Ya, baiklah."
"Tidak semudah itu. Aku yakin pasti di luar sana banyak Eksistensi yang jauh lebih berbahaya dari apa yang kukira. Jadi, jika kau naik tingkat segera menghilanglah. Jika aku kuat, Bunshin yang kuciptakan juga akan kuat. Makanya, selama kau menjadi Petualang, usahakanlah berlatih dan sebarkan namamu."
"Jadi, aku harus menyamar menjadi siapa?"
"Aku sudah belajar Henge no Jutsu, jadi mudah dalam menyamar menjadi orang lain termasuk dirimu. Sekarang, namamu adalah Lelouch Lamperouge."
"Heh." Bunshin itu sedikit tersenyum, lalu dia membuat beberapa tanda segel dan tiba-tiba kepulan asap muncul disekitarnya.
Ketika asap menghilang, terlihatlah seorang pria dewasa, memiliki rambut yang disapu kebelakang dan seuntai rambut menjuntai di wajahnya. Dia mempunyai mata tajam serta mengancam, memakai pakaian serba putih.
"Hoho, jadi kau akan meniru karakter Sosuke Aizen? Ini menarik." Rudeus merasa tertarik dan menjadi ingin melakukan hal yang sama, tapi ini bukanlah saatnya.
"Yah. Meskipun namaku saat ini Lelouch Lamperouge, tapi tetap, aku akan menggunakan penyamaran seperti ini. Terlihat sederhana dan mengancam." Jelas Bunshin.
Rudeus memunculkan Topeng Hollow di tangannya, dia memberikannya kepada Bunshinnya. "Pakailah Topeng itu supaya wajahmu tidak terlalu dikenal orang lain. Akan merepotkan jika wajahmu dikenal dimana-mana."
"Baik." Bunshin tidak membantah dan segera memakai Topeng Hollow di wajahnya.
"Aku di sini juga tidak akan diam saja. Aku akan terus berlatih untuk memperkuat diriku. Tapi bedanya, dirimu akan memainkan peran di luar layar sedangkan aku di balik layar. Jika terjadi sesuatu, tulis sesuatu di gulungan ini."
Rudeus memberikan gulungan kepada Bunshinnya, lalu dia juga memberikan kuas dan beberapa alat lainnya.
Melihat banyak alat yang diberikan Rudeus, Bunshin itu bertanya. "Untuk apa semua ini..?"
"Pertama, gulungan ini dapat langsung sampai kepadaku jika kau ingin menyampaikan sesuatu. Kedua, kuas ini adalah kuas khusus untuk di tulis di gulungan ini. Jadi selain kuas ini, alat-alat menulis lain tidak akan tertulis di gulungan ini. Lalu selanjutnya adalah cincin ini. Cincin ini dapat menghubungkan pikiran kita, dengan kata lain ini adalah alat untuk <Telepati>. Tentu saja terbatas dalam penggunaannya."
Mendengar penjelasan Rudeus, Bunshin itu mengangguk beberapa kali dan menyimpan semuanya.
"Ingat ini. Ramuan ini kau gunakan jika seseorang yang berharga bagimu dalam keadaan terluka, atau jika dirimu dalam situasi bahaya. Kau dapat bertahan selama pertarungan berlanjut, jadi walaupun kau terkena serangan kuat sekalipun, kau tidak akan menghilang."
"Baiklah. Aku mengingat semuanya. Terima kasih."
"Kalau begitu, pergilah. Buat nama "Lelouch" terkenal sebagai Petualang hebat. Dengan begitu, aku sama saja bisa menghasilkan uang sendiri."
"Baik. Aku pergi." Setelah itu, Bunshin melompat keliar jendela dan berlari dengan kecepatan tinggi menuju luar desa.
Rudeus sedikit menyeringai di dalam kamarnya, dia memandang bulan indah dimalam hari. "Aku menunggu kabar baik darimu, diriku." Kata Rudeus dengan perasaan tidak sabar menunggu sesuatu.
Rudeus merenggangkan otot-ototnya dan menguap lebar, dia kembali melakukan segel tangan dan tiga Bunshin muncul di sekitarnya.
"Kalian sudah tahu apa yang harus kalian lakukan, kan?"
"Ya, Bos!" Kemudian, mereka semua keluar dari kamar Rudeus melewati jendela.
"Percuma saja ada pintu di sini jika ujung-ujungnya Bunshinku termasuk diriku keluar melewati jendela. Hahhh, cepatlah tidur, Rudeus. Besok akan lebih berat. Semangat lah!"
Rudeus berbaring di kasur, dia memeluk gulingnya dan menutup matanya. Perlahan-lahan nafasnya menjadi lembut, dia tertidur nyenyak malam ini... Ya.
---
Satu tahun berlalu begitu cepat, tidak terasa Rudeus sudah menginjak umur 3 tahun. Satu tahun sejak kedatangan Roxy di rumah keluarga Greyrat.
Semuanya masih damai-damai saja, kecuali di dunia luar. Banyak masalah dan Rudeus meminta Bunshinnya untuk menghindari semua masalah yang ada serta jangan pernah ikut campur, karena dia tahu jika dia ikut campur... Hidupnya hancur.
Rudeus berkembang banyak selama satu tahun ini. Dibawah bimbingan Roxy, dirinya dapat lebih menyempurnakan kemampuan Sihirnya dan menciptakan lebih banyak Sihir baru, seperti Es dan lain-lain.
Tidak lupa juga Rudeus melatih Reiatsu miliknya, yang sekarang sudah sangat kuat. Dengan kekuatannya sekarang, dirinya bisa sedikit mengimbangi kekuatan Paul yang luar biasa kuat.
Tidak ada yang berubah selain kekuatan dirinya. Keluarganya masih damai-damai saja, tidak ada satupun yang berubah. Hubungannya dengan Roxy juga semakin dekat berkat bantuan Ibunya.
Tinggi Rudeus adalah suatu hal yang membuat keluarganya terkejut, karena tidak wajar bagi anak berumur 3 tahun memiliki tinggi di atas rata-rata tinggi anak seusianya. Tapi mereka mencoba menerimanya karena sudah tidak menjadi rahasia lagi kalau Rudeus sering berlatih pedang.
Kemampuan berpedangnya juga semakin meningkat, yang awalnya dirinya hanya bisa gaya Dewa Pedang, dia meningkat dan bisa menggunakan gaya Dewa Air serta Dewa Utara.
Ditambah lagi dengan Busoshoku Hakinya, dia sudah sangat kuat dan bisa dengan mudah mengalahkan Paul. Tapi seperti biasa, dia menyegel sebagian besar kekuatan aslinya karena takut ketahuan.
Tapi bukan hanya itu saja ketakutannya terhadap kekuatannya, System mengatakan bahwa semakin mendominasi garis darah Shinigami-nya, dia bisa mendapatkan garis darah Hollow juga.
Tidak tahu bagaimana bisa sampai ke situ, tapi jika System sudah memberinya peringatan, maka dia harus mengingat peringatan ini baik-baik.
Chakranya juga berkembang dan sekarang dia sudah bisa membuat Jutsu Legendaris, yaitu "Rasengan". Jutsu yang melegenda itu bisa dia buat beberapa kali sebelum Chakranya habis.
Lalu bagiamana dengan Bunshinnya? Bunshinnya aman-aman saja selama dia terus menyerap Energi disekitarnya. Mau itu Chakra, Reiatsu, Mana atau bahkan Energi Kehidupan.
Nama "Lelouch" sudah terkenal karena dalam 1 tahun ini, Petualang bernama Lelouch sudah bisa naik pangkat menjadi Petualang A. Bisa dikatakan itu adalah sebuah pencapaian yang besar.
Bagaimana dia bisa tahu? Rudeus mendengar cerita dari Ayahnya. Dia juga baru tahu kalau Paul memiliki kenalan seorang Petualang.
Bahkan, Lelouch di juluki sebagai "Topeng Iblis berdarah Dingin", karena Lelouch membunuh tanpa pandang bulu demi misi yang dia laksanakan.
Begitulah berita 1 tahun ini. Dan saat ini Rudeus sedang bersantai bersama Roxy di Padang rumput yang hijau nan lembut.
Hubungan mereka berdua memang semakin mendekati, tapi mereka tetap menjaga jarak satu sama lain karena bagaimanapun juga, mereka adalah Guru dan Murid. Sebenarnya, Rudeus tidak mempedulikan dan mempermasalahkan hal itu. Jika dia cinta maka cintailah!
Namun, umur mereka terpaut sangat jauh, terlebih lagi dia masih anak kecil berumur 3 tahun. Tidak wajar jika dia tiba-tiba menyatakan perasaannya saat ini, dia harus menunggu 10 tahun lagi untuk melakukan itu!
Semakin lama, ajaran yang Roxy juga semakin berkurang. Jadi mungkin 2 tahun lagi, Roxy sudah pergi meninggalkannya di Desa ini.
"Roxy-Sensei, apa kamu benar-benar akan pergi setelah mengajarkanku?" Tanya Rudeus yang sedang memandang langit.
"Huft." Roxy menghela nafas, dia sudah mendengar pertanyaan yang sama berulang-ulang kalinya. "Aku ingin mencari ilmu yang lebih, Rudy. Aku tidak bisa terus seperti ini." Jawab Roxy.
"Huh! Persetan dengan ilmu! Percayakan saja semuanya padaku. Aku bisa melindungimu dari bahaya, Sensei. Aku akan menjadi sekuat-kuatnya dan menjalani hidup bahagia sampai tua!"
"Itu tidak bisa. Sebagai Guru, seharusnya akulah yang melindungi Muridnya dari bahaya, bukan Muridnya yang melindungi Gurunya dari bahaya."
Rudeus tidak mempedulikan perkataan Roxy, dirinya benar-benar tidak bisa menerima kepergian Roxy nanti. Meskipun masih sangat lama, tapi membayangkannya saja membuatnya menjadi tidak bersemangat.
"Sensei, jika aku sudah dewasa nanti, apa aku boleh menikahi Sensei?" Rudeus bertanya dengan nada santai, tapi sebenarnya dia serius menanyakan hal ini.
"...Tergantung."
"Tergantung apanya? Iya atau tidak?"
"Tergantung. Jika saat itu aku sudah memiliki Suami, maka kamu tidak boleh menikahi ku. Tapi jika saat itu aku belum memiliki Suami, maka kamu boleh menikahi ku."
Seketika, wajah Rudeus menjadi sangat serius dan memikirkan rencana mencegah Roxy memiliki Suami. Otaknya bekerja 100% untuk membuat rencana tersebut, tapi kemungkinan-kemungkinan yang tidak terduga pasti ada.
'Aku harus mencegahnya. Jadi... Apa? Bagaimana cara mencegahnya? Bisa saja aku membuat obat perangsang untuk memikatnya, tapi itu terlalu dipaksakan. Dia juga pasti menjadi membenciku. Lalu apa?'
Rudeus akan memikirkan hal itu nanti, dia sekarang harus menghabiskan liburannya dulu bersama Roxy. Tadinya mereka berniat ingin ke luar Desa dan mengunjungi tempat-tempat indah seperti taman, danau dan lain-lain.
Namun karena Zenith terlalu khawatir dengan keadaannya, makanya mereka hanya bisa menikmati pemandangan awan dipadang rumput hijau.
Rudeus tidak protes dan memikirkan soal liburan, karena dia yang ingin dia lakukan adalah menghabiskan waktu bersama Roxy. Dikarenakan garis darah Greyrat nya ini, dia benar-benar tidak bisa lepas dari orang yang dicintainya.
Hawa nafsunya selalu mengendalikan tubuhnya jika dia melihat sesuatu yang menggoda, jadi dia disaat seperti itu sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. Namun, untungnya ada System yang selalu memberinya peringatan.
Pernah sekali dia melihat Roxy di tengah malam, sedang mendengarkan suara-suara dari kamar orang tuanya tetapi tangan Roxy asyik menyentuh area sensitifnya. Dengan kata lain, saat itu Roxy sedang melakukan "Itu" mendengar... Yah, tidak perlu dijelaskan lebih rinci.
Rudeus melihatnya dengan sangat jelas, hawa nafsu mulai mengendalikan tubuhnya dan pikirannya tidak bisa berpikir jernih. Tapi System mencegahnya dan memberinya peringatan, dia yang sadar langsung membeli ramuan "Penahan Nafsu".
Ramuan itu sangat manjur. Sudah harganya murah, praktis, dan terlebih lagi sangat berguna di situasi genting seperti itu.
Walaupun garis darah Shinigami-nya sangat mendominasi tubuhnya, tetap saja garis darah Greyrat akan terus mengalir di dalam tubuhnya dan tidak akan pernah menghilang. Itulah yang dikatakan System.
"Sensei, dimana tempat tinggal orang tuamu? Sedari dulu aku ingin mengetahuinya. Mungkin bisa saja aku ketika dewasa nanti berkunjung ke sana." Tanya Rudeus.
"Benua Iblis. Kamu sudah tahu kan letaknya dimana, jadi aku tidak perlu menjelaskannya. Jangan kesana. Tempat itu sangat berbahaya bagimu." Jawab Roxy.
"Hehhhh. Jangan meremehkanku, Sensei. Aku memiliki kekuatan kuat serta kecepatan hebat untuk kabur dari setiap masalah. Ngomong-ngomong, berapa lama Suku Migurd bisa bertahan hidup? 100 tahun?"
"Lebih dari itu. Suku Migurd memiliki umur yang sangat panjang, 200 tahun. Mereka memiliki kemampuan Telepati untuk berkomunikasi satu sama lain... Kecuali aku."
"Hah?" Rudeus kaget, dia sudah tahu mengenai Suku Migurd dan kelebihannya dari Roxy, tapi dia tidak menyangka Roxy tidak memiliki kelebihan tersebut. "E-Eh, ini mengejutkan. Jadi.. apa kamu kabur dari rumahmu dan pergi ke Kerajaan lain?" Rudeus menebak apa yang terjadi.
"Ya.. Aku tidak tahan dengan mereka yang selalu berkomunikasi lewat Telepati. Sedangkan aku ditinggalkan sendirian. Makanya aku melarikan diri dari Benua Iblis dan bersekolah di Akademi Ronoa."
"Apa kamu di bully?"
"Tidak. Hanya beberapa kali saja oleh Murid-Murid di Akademi Ronoa."
"Siapa mereka?" Tatapan Rudeus menjadi sangat serius, dia ingin mengajarkan para bajingan itu cara memperlakukan seorang Dewi dengan benar.
"Apa yang ingin kamu lakukan?" Roxy memiliki firasat buruk jika dia memberitahu Rudeus.
"Tentu saja menghajar habis mereka! Tidak, aku akan menghancurkan satu persatu gigi mereka, lalu buat mereka tersiksa tidak makan sebulan penuh. Di kurung ke dalam penjara penuh pria homo di sana! HAHAHAHA! Opss.. Maaf, kebiasaanku."
"..." Roxy tidak menyangkan pembelaan Rudeus akan sampai segininya. Tapi sebagai seorang wanita dia jelas senang, mendengar dirinya dibela. Sayangnya, yang membelanya hanyalah seorang anak kecil, membuatnya menghela nafas kecewa.
Rudeus memandang langit dan berkata. "Sensei... Kamu sangat cantik."
"Kamu juga tampan." Seperti biasa, Roxy menanggapinya tidak terlalu serius.
Rudeus tersenyum kecil dan bertanya. "Sensei, tipe laki-laki seperti apa yang kamu inginkan? Apa itu kuat atau keren?"
"Kuat, tampan, memiliki wajah berwajah bocah dengan badan yang cukup tinggi. Suatu hari nanti, dia akan menyelamatkanku dan membawaku keluar bersama tumbuhnya perasaan cinta di antara kita berdua."
'Ehhh... Ini mengejutkan. Aku baru tahu kalau Roxy ternyata memiliki pikiran seperti itu. Dia ingin diselamatkan layaknya Putri oleh Pangeran berkuda, ya.. Haha! Yang terpenting, aku sudah tahu tipenya seperti apa. Hehehe.'
"Kalau kamu, Rudy?" Roxy juga ingin mengetahuinya, mengetahui tipe wanita yang diinginkan Rudeus.
"Aku... Aku sih Simple aja. Asalkan dia cinta mencintaiku dengan tulus dan dapat diandalkan dalam pekerjaan rumah tangga. Aku juga akan mencintainya. Aku tidak memerlukan wajah cantik dan kekayaan jika pada akhirnya wanita itu tidak setia padaku."
Rudeus memang tidak ahli soal percintaan, tapi dirinya tahu mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk. Setidaknya, dia sudah mengetahui dasar-dasarnya.
"Wanita itu pasti akan sangat bahagia bisa menikahimu, Rudy."
"Hahaha, Pria yang menikahimu juga pasti akan bahagia, Sensei."
'Karena aku lah yang akan memilikimu. Tubuh, jiwa dan ragamu akan kujadikan kau milikku.'
[ Ding! Selamat, Tuan! Anda mendapatkan [ 12.000 Koin ] karena telah menunjukkan tanda-tanda "Maniak Cinta" ]
'Apa-apaan itu?!' Kemudian, Rudeus melupakan hal itu dan menutup matanya sambil menikmati udara segar dunia ini.
Perlahan-lahan, Rudeus tertidur dalam ketenangan dan masuk ke dalam dunia mimpi.
Roxy mau tidak mau harus mengganggu Rudeus, karena saat ini Rudeus sangat imut menurutnya. Biasanya, Rudeus tersenyum serta bertingkah dewasa, tapi jika Rudeus tertidur seperti ini, sangat imut!
Roxy menusuk-nusuk pipi Rudeus dengan jarinya. 'Imut!' Dia terus melakukan hal itu selama Rudeus tertidur nyenyak.
[Bersambung]