"Ya ada apa Sinta?" saat Niken baru saja membuka pintu kamarnya.
"Maaf nyonya, ini sudah waktunya makan siang, dan anda belum makan!"
Niken menatap. ke arah kamar Kenzo.
"Aku tidak berselera Sinta, nanti jika aku sudah mau, aku akan makan sendiri!"
"Tidak, jangan seperti itu, kasihan dengan dia nyonya!" Sinta mengusap perut buncit Niken. Niken sontak saja menatap kearah perutnya
"Tapi aku tidak berselera makan Sinta, nafsu makan ku hilang.*
"Jangan bicara seperti itu, tadinya saya kesini juga mau bilang, jika besok saya akan pulang ke desa, apakah nyonya mau ikut?"
wajah Niken langsung sumringah.
"Apa, desa, maksudnya desa yang kemarin kamu tempati itu Sinta?"
"iya, saya mau pergi kesana untuk menjenguk sari, dan sekalian mau mengajak nyinya juga buat berlibur!"
"Benarkah, wah. baiklah aku akan ikut, nanti aku akan mempersiapkan semua kebutuhan ku," Niken terlihat sangat antusias, karena jujur saja Niken butuh waktu luang dan juga suasana baru.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com