Dengan Banyak akal, Niken mencari cara untuk membuka jendela itu.
Niken mencoba mencongkel jendela kamar tersebut agar dirinya bisa keluar dari kamar itu. Ia tak memikirkan apa resiko yang akan iya dapatkan jika nekat kabur dari sana.
"Ah, sedikit lagi nik. Ayo kamu pasti bisa!" Niken menyemangati dirinya sendiri.
Dengan susah payah akhirnya Niken bisa membuka jendela itu.
"Akhirnya, tapi bagaimana caranya untuk turun dari sini? Ini kan tinggi sekali," Niken memandang ke bawah. Dirinya memutar otak untuk cari cara bagaimana caranya untuk bisa turun dari sana. Saat matanya sibuk mencari alat, dirinya terpaku kepada seprei yang ada di atas tempat tidur.
"Nah,aku pakai ini saja. Tapi kalo cuman segini mana bisa?" Niken berusaha mencari sambungan kembali, Ia memberanikan diri untuk membuka lemari yang ada di sana, dirinya mengacak ngacak isi dari lemari tersebut, beberapa waktu kemudian akhirnya ia mendapatkan beberapa kain dan seprei.
Dengan gerakan gesit, Niken menalikan setiap ujung sepre ke yang lain. Setelah selesai Niken menurunkan tali tersebut dengan perlahan lahan.
Niken tak tau jika rumah itu telah di jaga ketat oleh orang suruhan Kenzo. Dengan susah payah akhirnya Niken bisa turun dari sana, tapi, saat baru hendak melangkahkan kaki, ia sudah tertangkap oleh anak buah Kenzo.
"Mau kemana kamu, Nona?" Sambil memegang tangan Niken.
"Hah, ya ampun. Udah cape cape kabur, eh malah ketauan juga," ucap Niken dalam hati.
"Aku, aku mau pergi lah dari sini. Ngapain juga kalian nanya?" Niken berusaha melepaskan pegangan pengawal itu.
"Tidak, bisa Nona. Anda harus kembali ke dalam!"
"Tak, aku tak mau. Awas kalian menyingkir aku mau pulang!" dengan sekuat tenaga Niken mendorong tubuh peria tersebut, tapi ternyata hasilnya nihil.
"Ayo Nona, lebih baik anda menurut. Anda tak mau kan jika keluarga anda kenapa-kenapa?" ancam bodyguard tersebut.
"Jangan macam-macam ya kalian! Aku tak akan diam. Jika kalian sampai melukai keluargaku!" Dengan wajah garang.
"Jika begitu, ayo Nona kembali kedalam!" Dengan terpaksa Niken mengikuti langkah mereka.
Di tengah tengah jalan.
"Aku tak mau, aku tak mau kembali ke lantai atas!" dengan memberhentikan langkah nya.
"Kenapa?"
"Aku gak mau, lantai atas jauh. Aku cape!" alasan Niken padahal dirinya hanya ingin tinggal di lantai bawah agar bisa dengan mudah kabur dari sana.
"Baik lah, Kami akan laporkan dulu ke Tuan Kenzo, anda silahkan duduk!" dengan mengarahkan Niken ke sofa besar yang ada di sana.
Pengawal tersebut pun menghubungi Kenzo yang sedang berada di salah satu restoran ternama.
"Drt drt drt,"
"Sebentar Tuan Arya, saya akan mengangkat panggilan telepon dulu, takutnya penting," ucap kenzo dengan ramah.
"Silahkan, Tuan Kenzo," dengan senyum simpul nya.
"Iya hallo, ada apa?"
"Maaf, tuan. Saya telah mengganggu anda, tapi. Kami ingin melaporkan jika nona Niken baru saja berusaha untuk kabur,"
"Bagaimana bisa, dia kabur?" Dengan suara berat nya.
"Dia berhasil keluar dari jendela tuan, ia turun menggunakan tali. Tapi, Tuan tenang saja, kami telah berhasil menangkap nya kembali,"
"Bagus, terus awasi dia. Jika sampai dia Kembali kabur, kalian akan tau sendiri akibat nya!"
"Tapi, Tuan. Nona Niken tak mau kembali ke lantai atas, Ia ingin tinggal di lantai bawah,"
"Biarkan, bawa dia ke kamar tamu yang ada di sana. Saya akan pulang sekarang juga,"
"Baik tuan," Tut Tut Tut panggilan di putus oleh Kenzo.
"Maaf, Tuan Arya, Sepertinya saya harus segera kembali ke kediaman saya."
"Ah, iya Tuan Kenzo tak apa, Kita masih Bisa bertemu di lain waktu," Arya menjabat tangan Kenzo.
Dengan gagah nya Kenzo keluar dari restoran tersebut, di iringi oleh Bodyguard.
Bodyguard tersebut menemui Niken.
"Baik lah, Nona Niken. Silahkan anda ikut dengan saya!" Niken pun beranjak dari duduk nya dan mengikuti langkah Bodyguard tersebut.
"Silahkan masuk nona! Bodyguard itu membuka kan pintu kamar."
"Terimakasih," Niken melangkahkan kaki nya untuk masuk kedalam kamar.
Dirinya memperhatikan setiap ditel kamar tersebut.
Brak suara pintu di tutup dengan Keras dan kunci dari luar.
"Hey, kenapa di kunci? buka gak pintunya! Kalian ini keterlaluan banget iya," Niken menggedor gedor pintu.
"Ah, Sialan. Emang nya kalian pikir aku ini hewan tahanan apa, Aku ini manusia!" ucap Niken sambil berjalan dan duduk di atas tempat tidur.
Niken memandangi setiap sudut yang ada di sana.
"Besar juga iya, Tapi. Lebih besar kamar yang tadi sih," Niken membuka gorden dan melihat ke arah luar.
Saat dirinya mengintip dari jendela dirinya di kagetkan dengan keberadaan Bodyguard di sana.
"Astaga, kalian ngapain di situ?" Tapi, Bodyguard tersebut tidak merespon ucapan Niken.
"Eh, kalian bisa minggir gak. Aku mau lihat pemandangan luar, bukan wajah kalian itu," tapi tetap saja tidak di respon.
"Dasar, budek. Badan doang gede tapi punya telinga budek." Niken kembali menutup gorden tersebut.
"Kenapa susah sekali sih? Aku tuh mau keluar dari sini, pasti bibi sama Dion lagi nyariin aku!" Niken tak henti hentinya berjalan kesana kemari.
Di luar sudah ramai oleh Bodyguard dan pelayan yang sedang menyambut Kenzo, yang baru saja Sampai.
"Selamat datang, Tuan Kenzo," ucap Bodyguard.
"Di mana dia?" Dengan terus berjalan.
"Nona ada di kamar tamu utama, Tuan."
Kenzo berjalan ke arah kamar utama dengan wajah yang datar dan mata yang tajam.
"Buka pintunya!" Perintah Kenzo.
Brak, pintu itu terbuka lebar, Niken Yang ada di dalam pun terkejut oleh suara keras tersebut.
"Jadi, kamu mau kabur dari sini sayang?" Ucap kenzo sambil mendekati Niken, Niken yang melihat kenzo mendekatinya langsung memundur kan langakah nya.
"Aku hanya ingin pulang ke rumah bibi ku, rumah ku bukan di sini!" dengan wajah yang mulai pucat.
"Apakah, kamu lupa sayang dengan perjanjian yang kita buat. Apakah, kamu ingin keluarga mu menderita karena mu?" Kenzo mendekati Niken dan menghimpit tubuh Niken di tembok.
"Bisa kah anda bicara biasa saja, saya tidak nyaman jika harus begini?" Sambil melihat celah untuk lari.
"Jangan macam-macam sayang. Sekali kamu melangkahkan kaki kamu untuk kabur, selangkah juga nyawa adik mu dalam bahaya!" ucap kenzo sambil mengelus pipi Niken, Niken yang mendapatkan perlakuan itu hanya bisa pasrah dan memejamkan mata nya.
"Jadi, Jika kamu tidak ingin terjadi apa-apa, kepada keluargamu. Lebih baik kamu turuti apa yang aku mau, kamu paham sayang?" Sambil mendekat ke arah telinga Niken.
Niken yang tak bisa berbuat apa apa pun hanya bisa pasrah dan mengangguk kan kepalanya saja.
"Ok, sekarang kamu ikut aku ke atas, Tempat mu di atas bukan di sini!" Kenzo menarik tangan Niken dengan sedikit kasar.