webnovel

TEAMWORK

Milan

"Gabriel, mengapa kau bawa adikku ke sini?"

"Pstt_---- biarkan ia istirahat di kamar tamu, kau tidak bisa membawanya kemana-mana membuatnya lelah!"

"Aku bisa menyewa tempat tinggal lain. Sebaiknya kami pergi dari Puri ini!"

"Apa kau mampu menyewa apartment di Milan, membiayai kuliah dan membeli makanan adikmu?"

Alexandra Camorra terdiam. Mungkin mereka bisa bertahan satu-dua bulan tapi tidak seterusnya. Angela dibaringkan di kamar mewah, dan dua bagasinya sudah diangkat ke dalam oleh Romano.

"Adikmu aman di sini, pelayan Albert akan menjaganya. Apa kau ingin tidur di kamarku?"

"Damn you!"

"Aku tidak akan menyentuhmu lagi."

"NO WAY!"

Gabriel melirik Alexandra langsung mundur menjauhinya. Gadis ini memang cukup berbeda dari yang lain. Ia tidak terbiasa dengan sentuhan pria. Ia melakukan kesalahan besar dan tidak mungkin bisa memperbaikinya lagi. "Ikuti aku, kita bicara di ruang kerjaku!"

Huh!

Alexandra mengikuti langkah Gabriel di belakangnya. Puri Milano begitu indah, classic dengan interior menawan. Tapi ia baru menyadari laki-laki itu sendirian tinggal di puri sebesar ini.

"Apakah kau sudah puas menikmati pemandangan puri ini?"

"Oh sorry, tempat ini sangat mewah dan megah. Tapi tidak melihat keluargamu yang lain?"

"Aku tak memiliki saudara lain. Kedua orang tuaku tewas kecelakaan pesawat saat masih kuliah di New York."

"Maafkan aku tidak bermaksud ---- "

"Kita berdua sama, Camorra!"

"Tapi kau lebih beruntung, Gabriel!"

"Keberuntungan tidak ada dalam kamus hidupku, semua butuh pengorbanan dan perjuangan. Aku membangun kembali klan keluargaku dengan susah payah, tapi kau menghancurkan bisnis legal jutaan Euro milikku dalam sekejap!"

Jawaban Gabriel menusuk jantungnya. Alexandra tak tahu bahwa container milik laki-laki itu yang dirampoknya. Tuan Antonio memberi perintah tanpa bisa dibantah, menyesal karena dirinya semua menjadi masalah besar. Romano menunggu di ruang kerja Gabriel, kaget melihat gadis itu datang dalam pertemuan mereka. Sang mafia berdiri menghadapi mereka berdua.

"Alexandra Camorra sekarang bekerja padaku, ia banyak mengetahui seluk beluk penyerangan logistik milikku dan kolega kita!"

"Kau yakin Camorra tidak berkhianat lagi?"

"Easy, Romano! Kau habisi dirinya, jika ia berani melakukan lagi!"

Fuck off! Alexandra langsung ciut mendengarnya. Pengawal Romano tertawa. Ternyata Gabriel masih dendam dengan gadis itu walau seharian ini mereka melakukan aktivitas bersama. Dan adik kecilnya, Angela Camorra telah berhasil menguras perhatian sang mafia.

***

Tuan Antonio sedang menikmati makan pagi di istananya. Pengawal pribadi dan tangan kanannya ,Fausto datang tergesa-gesa menyampaikan laporannya.

"Kau benar, Tuan! Alexandra Camorra sekarang tinggal bersama musuh kita, Gabriel Nostra!"

"Aku tahu, gadis brengsek itu akhirnya merusak rencana kita semua. Gabriel akan memaksanya atau Camorra sudah jatuh dalam pelukan pria itu. Kau habisi dia, sebelum musuhku menyerang balik pertahanan kita!"

"Bagaimana dengan logistik lainnya?"

"Pindahkan dan kirim ke wilayah lain!"

"Okay."

Camorra keparat! Fausto mengumpat panjang lebar. Menyadari ia telah mengajarkan gadis itu menjadi mesin pembunuh yang sangat potensial dan membahayakan. Bukan hanya pada musuhnya, tapi juga dirinya adalah target Camorra. Dan suatu saat nanti mereka berdua berhadapan, salah satu dari mereka harus menjadi pemenang atau pecundang!

***

Sekretaris Natasha sudah memasang muka manja dan bergairah mendengar langkah Tuan Muda Gabriel Nostra keluar dari lift khusus pimpinan menuju ke ruang kantornya. Zonked! Kali ini ia hanya menelan ludah, wajahnya berubah masam. Romano tertawa geli melihat perubahannya.

Alexandra Camorra! Berada di samping mafia tampan pujaan sekretaris Natasha yang mengklaim pria itu sebagai miliknya selama ia bekerja dengannya.

"Kau kalah muda dan cantik dengannya, Natasha. Sebaiknya kau berlapang dada, ia bisa membunuhmu hanya dengan menatapnya saja!" Pengawal pribadi Gabriel Nostra terus mengejeknya. "Shut Up, Romano!" Natasha mengumpat keras. Setiap hari ia akan bertemu gadis itu. Sungguh memuakkan! Bagaimana mungkin Gabriel Nostra belum melenyapkan musuhnya, huh!

Memasuki ruang kerjanya, pimpinan mereka langsung duduk di kursi besar kekuasaannya dan memberi perintah. "Natasha, berikan informasi penting mengenai perusahaan ini ke Alexandra. Sekarang ia menjadi asisten pribadiku, semua kolega mafiosi berhubungan langsung dengannya mewakili diriku. Kau camkan itu!"

"Tapi Gabriel, kau tak bisa mempercayai gadis yang pernah merusak bisnismu!" Natasha kesal mendengar perintah mengambil alih pekerjaannya berhubungan dengan para mafia kaya raya. "Bukan urusanmu, keluar dan kerjakan tugasmu segera. Aku tunggu 20 menit dari sekarang!" Sang mafia telah mengeluarkan titahnya.

Damn it! Gabriel Nostra mengangkat gadis itu menjadi asisten pribadi sang penguasa. Natasha merasa di permalukan di depan mereka. What's the hell out of here! Natasha melirik sinis ke arah Alexandra, tapi mendapat balasan angkuh dari gadis mungil itu. Akan aku balas kau! Umpat Natasha dalam hati.

Gabriel melanjutkan pekerjaan, mempelajari berkas di meja kerjanya. Begitu pun Romano segera keluar dari ruangan, senang melihat tontonan menarik setiap pagi antara Natasha dan Alexandra. Ia sudah tahu siapa yang menjadi pemenang dari keduanya. Menyaksikan Gabriel Nostra bertekuk lutut pada gadis itu atau menembaknya, tetaplah sama-sama hal mengasyikkan baginya.

Pekerjaannya menjadi lebih mudah.

***

Napoli

Zio Anthony Marriott menghubungi putra angkatnya Gabriel Nostra di Milan. Ia mendengar kerugian besar dialami dirinya dalam perampokan container beberapa hari lalu.

"Buongiorno, come stai - pagi Gabriel, apa kabarmu?"

"Bene - Grazie, I am good. Zio Antonio, ada yang bisa aku bantu?"

"Kau yang membutuhkan bantuanku, Gabriel! Bedebah Antonio merampas perlengkapan senjata milikmu. Aku tahu mereka telah memindahkan ke Napoli, dan sebagian lagi akan di kirim ke Marseille!"

"Bastardo!"

"Aku tunggu kau nanti malam!"

"Grazie, Zio Anthony!"

"Ciao Gabriel!"

Anthony Marriot tersenyum. Cerutunya mulai dinyalakan kembali. Ia yakin, Gabriel Nostra pasti mampu menyerang dan mengambil logistiknya yang hilang. "Guido, siapkan orang-orangmu menjaga pelabuhan!" Pengawalnya menunduk hormat. "Siap Tuan Anthony!"

Pengawal Guido berangkat menuju Porto Di Napoli bertugas memantau musuhnya saat loading barang ke kapal cargo. Sudah waktunya mereka menghantam balik pasukan Tuan Antonio yang sangat meresahkan mafiosi lainnya. Bisnisnya telah merajai wilayah mereka di sertai kekerasan dan kekejaman anak buahnya yang dipimpin oleh bedebah Fausto.

***

Milan

Alexandra Camorra di jemput oleh Gabriel dari kampus. Gadis itu selesai bekerja tadi pagi, memeriksa berkas perusahaannya dan di temukan banyak kejanggalan dalam pengiriman barang.

"Kau bekerja bagus hari ini, Camorra. Teruskan semua dan kau boleh sambil kuliah sampai pendidikanmu selesai!"

"Tapi Gabriel, aku putuskan untuk tidak menyelesaikannya. Biaya kuliah terlalu mahal dan harus bekerja membiayai hidup adikku Angela."

"Gajimu cukup besar sebagai asisten pribadiku. Kemampuanmu di atas rata-rata soal perampokan bersenjata. Kau bukan anak kampus, tapi gangster!"

"Aku tidak yakin bisa melunasi hutang jutaan Euro atas kehilangan logistikmu!"

"Biaya pendidikanmu sudah aku bayarkan penuh, kau harus lulus dengan nilai terbaik dan bekerja di perusahaan. Aku tak mau punya asisten cantik, tapi bodoh!"

Cantik tapi bodoh? Alexandra memandang marah wajah Gabriel. Pria itu bersikap santai tapi mengesalkan menganggap kata-kata dilontarkan terlalu biasa baginya. Ia yakin si keparat Gabriel yang sedang sibuk mengemudikan Porsche dan cigarette di tangannya, sering bertemu banyak wanita cantik dan bodoh. Seperti Natasha!

"Apa sekretarismu bekerja lebih dari kemampuannya?"

"Kau cemburu, Camorra?"

"No! Tapi aku bisa membunuh wanita itu dengan mudah, hanya dengan pulpen yang sering ia pegang di tangannya, tapi jarang di gunakannya untuk menulis!"

Gabriel menatap lekat gadis yang duduk di sampingnya, lalu tertawa terbahak-bahak mendengar pandangan pribadi Alexandra menyelidiki ke sekretarisnya Natasha.

"Bersiaplah Camorra, sore ini kita pergi ke Napoli mengambil barang-barang milikku lagi!"

"Whatttt?"

"Ikuti semua aturanku, jika kau ingin selamat!"

Mobil Gabriel memasuki pelataran puri Milano. Penjaga puri langsung membuka kedua pintunya untuk Tuan Muda dan Alexandra. Belum sampai mereka di dalam puri, teriakan kencang Angela menyambut langsung memeluk laki-laki itu. "Grazie Zio Gabriel!"

Gabriel tersenyum lebar. "Hi Angela, kau senang dengan semua hadiah yang aku belikan untukmu?" tanyanya ingin tahu. Angela mengangguk, membuka kedua tangannya meminta dipeluk Gabriel yang kemudian menggendongnya sampai ke ruang tengah. Alexandra membencinya, pria itu tidak hanya menguasai dirinya, tapi juga adik kecilnya. Ada apa dengan hadiah yang diberikan Gabriel untuknya? Ia langsung ke kamar tamu memeriksanya.

Oh shit! Kamar adiknya diubah menjadi kamar anak perempuan, begitu cantik dan penuh mainan di mana-mana. Angela datang di belakangnya masih dalam gendongan dan pelukan Gabriel. "Zio Gabriel, aku memiliki boneka teddy bear yang sangatttt besarrr. Dan boneka perempuan yang sangat ku sukai selama ini. Mama pernah membelikan, tapi sudah hilang entah kemana!"

"Baiklah Angela, nanti kita akan pergi berbelanja, kau boleh beli boneka apa pun yang di sukai." Gabriel memanjakan anak kecil itu mendapatkan ciuman pipi berkali-kali dari Angela. Mata Alexandra melotot tajam padanya lalu pergi meninggalkan keduanya. Entah kemana ia melangkah puri ini bukan tempat tinggalnya, kakinya berhenti menjelajah isi puri ini sampai di depan kolam renang besar.

Airnya begitu jernih. Alexandra memandangi begitu lama, hingga aroma perfume mahal tercium, memecah lamunannya. Gabriel Nostra berada di dekatnya sekarang. Ia pun berbalik dan menyerangnya.

"Kau tidak harus melakukan semua itu, Gabriel! Aku tidak ingin kau menguasai pikiran adikku. Ia sudah terbiasa tidak dimanja dan memiliki semuanya begitu saja!"

"Tenanglah Camorra! Kau berlebihan dalam menilai kebaikanku yang hanya memberikan sedikit kegembiraan pada Angela!"

"Tapi Gab----------"

"No! Ini rumahku, aku berhak berkuasa penuh melakukan apa pun yang aku sukai atau tidak!"

Gabriel Nostra meninggalkan Alexandra begitu saja. Jika Angela memintanya sebuah rumah boneka, satu resort asli pun Gabriel bisa berikan untuknya. Ia memiliki banyak bisnis properti di Europe, tapi kesenangannya sekarang adalah bisa merasakan sebuah pelukan manis dari putri kecil di puri yang selama ini sunyi dan lengang.

Suara Angela menyemarakkan hidupnya kembali. Puri Milano tidak akan pernah sepi lagi. Para penjaga juga senang bermain dan berlarian bersamanya di taman luas yang tak pernah Gabriel injak selama ini. Ia terbiasa hidup sendirian, tapi kini mulai menyukai kebersamaan mereka bertiga di Puri ini.

Pengawal Romano menyadari perubahan yang dibawa Angela dan Alexandra Camorra. Dirinya sedang menyiapkan peralatan, satu jam lagi sang mafia Gabriel Nostra menuju bandara Malpensa lalu terbang ke kota Naples, Napoli. Malam ini mereka segera melihat aksi Alexandra Camorra sesungguhnya. Gadis itu melawan pasukan yang pernah di pimpin sebelumnya. Pertempuran bersenjata yang menarik, tentunya!

***

Próximo capítulo