Tubuhku terasa mulai menghangat, seperti ada hawa panas yang keluar dari dalam tubuhku sendiri. Sampai akhirnya kuberanikan diri membuka mata. Kini keadaan sekitar terlihat berbeda. Di depan ku sekarang malah banyak sekali ruh yang berkeliaran. Mereka kebingungan, putus asa, dan tersesat. Tubuhku limbung, namun Kak RAyi yang memang berada di samping segera memegangi ku. "Bil, kamu nggak apa-apa?" tanya nya cemas.
Kepala ku terasa penuh dengan suara. Suara Kak Rayi, dan suara-suara 'mereka' yang sedang meminta pertolongan. Pandangan ku mulai memburam, namun aku mencoba untuk terus sadar, jangan sampai pingsan. Aku terus berusaha mencari di mana Kak Faza berada.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com