Reyna menelan ludah sampai tidak bisa pokus dengan pekerjaannya barusan. Dia tidak bisa mengelak dengan hatinya, walau dia sendiri masih syok dan tidak bisa berpikir lurus. Atau mungkin Reyna hanya terlalu rindu sampai dia salah orang? Mungkin saja memang hanya penglihatan Reyna yang terlalu merindukan justru sampai terbawa alam sadar.
"Kak Reyna."
"Hah!" Reyna nyaris menjerit di buat terkejut seperti itu, dia melihat orang di sampingnya. "Bunga, kamu kenapa ngagetin aku, sih?" tegurnya sedikit menaikkan suaranya.
Bunga merasa bersalah, dia segera berucap, "Maaf, Kak. Bunga, ga bermaksud buat ngangetin tadi kelihatan lagi melamun soalnya."
Reyna menghela napas dalam. Berusaha untuk menetralkan jantungnya yang berdebar karena masih terkejut. "Lain kali jangan gitu, ya. Aku kagetan walau pun kamu tadi manggilnya pelan."
"Iya, Kak. Maafin aku, ya. Aku pikir ga akan sampe kaget kayak gitu." Bunga menunduk sedikit karena kesalahannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com