Jay melihat sosok satu teman barunya yang sedang duduk sendiri di area taman kampus, kakinya melangkah untuk mendekati dan menepuk pelan bahunya yang terlihat melorot.
"Lo masih sedih, ya?" tanya Jay seolah mengerti dengan kondisi dari cowok di sampingnya,
Dia tersenyum simpul. "Engga, kok. Aku khawatir aja, Jay."
"Gue ngerti sama keadaan lo ini, tapi nanti harus cari kemana lagi?" tanyanya memastikan.
Ilham menggedikkan bahu. "Aku tidak tahu juga harus kemana lagi mencari dia."
Jay menghela napas dalam. "Oh, iya. Gue minta foto adek lo aja boleh kaga? Muka di foto kemaren itu ga terlalu jelas dan gue lupa juga."
"Boleh, kok. Aku kirim sekarang ke nomor kamu, ya." dia mengetikan nomor Jay yang sama sekali belum saling menyimpan kontak. Kemarin memang Jay sama sekali tidak begitu peduli dengan masalah yang sedang di alami cowok itu. Kini Jay mendengar bahwa faktanya Ilham ini adalah sosok cowok yang menjadi korban bullying di sekolahnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com