webnovel

Aku Bantu, deh! Atau … Tidak?

Naruto terikat pada salah satu batang pohon dari tiga batang pohon yang berbaris itu. Dia menjadi orang yang diikat karena satu-satunya yang bertindak seenaknya sendiri dan gagal mengambil lonceng dari Kakashi.

"Kamu terlalu bertindak seenaknya Naruto. Kamu harus tahu, tidak seperti kakakmu, kamu memiliki kemampuan yang lebih lemah darinya. Jika kamu bertindak semaunya seperti itu, kamu akan mati lebih cepat saat dalam misi," kata Kakashi sambil menatap tajam dan serius pada Naruto.

"Ugh." Naruto hanya bisa menggerakkan giginya dan mengingat kembali kekalahannya.

Sebenarnya ini bukan sepenuhnya kegagalannya karena Kakashi memang bersembunyi dari tadi. Kakashi bisa saja menggunakan Jutsu yang lebih kuat seperti Chidori dan yang lainnya, namun dia tidak ingin menggunakan Jutsu kuat saat lawannya hanya beberapa ninja yang baru lulus dari akademi, karena ini akan membuatnya seperti sedang membuli mereka.

"Ingat! Kalian berempat melakukan pelatihan dalam satu tim, kalian harus bekerja sama untuk mendapatkan lonceng itu dariku."

'Aku tidak bisa mengukur kekuatan Sasuke dan Sakura karena Naruto yang menyerangku dalam waktu yang sangat lama. Tapi menurut data dari akademi, Sasuke memiliki catatan yang bagus, sedangkan Sakura cukup rata-rata dalam melakukannya. Naruto dan Elena berada di luar perkiraanku, tapi mereka berdua memiliki kekuatan yang luar biasa.'

"Yawn 🥱 …, tapi aku melakukan ini seorang diri, jadi tidak apa-apa kalau kamu bermain solo saat melawan Squad, 'kan?" Elena dengan malas menaruh kepalanya di atas meja setelah dia menguap. Entah apa motivasinya, tapi ini dapat mempengaruhi pembelajaran dari Kakashi.

Kakashi sedang menguji kesadaran mereka tentang pentingnya teman dan kerja sama tim, namun di sisi lain Elena malah menunjukkan kekuatan sebagai individu tanpa melalui kerja sama, kemudian dia memanas-manasi mereka bertiga. Jika ketiganya tidak dapat menyadarinya, maka mereka akan gagal dalam ujian ini.

Mereka berempat melirik pada Elena karena sikap yang tampak malas dan acuh itu. Keempat memiliki kesan yang berbeda-beda mengenai sikap yang Elena tunjukkan, namun yang pasti mereka terpengaruh.

'Elena, tolong jangan mengganggu pelajaranku. Saat ini aku sedang melatih adikmu,' batin Kakashi dengan datar.

'Apa-apaan wanita itu! Jika saja Sasuke diberi kesempatan, maka Kakashi-sensei akan kalah saat ini!' teriak Sakura dalam benaknya.

'Dari mana Elena mendapatkan semua kekuatan itu?' tanya Sasuke dalam benak.

'Nee-san, aku tidak tahu bagaimana caramu melakukannya. Padahal, sebelumnya kamu gagal dalam ujian kelulusan.'

Elena hanya melipat tangannya di atas meja dan membenamkan wajahnya dalam lipatan tangan itu. Posisi wajahnya sedikit miring ke arah mereka berempat, sehingga dia dapat melirik Naruto. Dalam benaknya dia mengatakan, 'Naruto, kalau kamu sampai gagal, aku akan memberikan latihan spesial padamu. Jangan salahkan aku kalau kamu menderita beberapa patah tulang. Oh, tapi kamu tenang saja, aku bisa menyembuhkan itu walau akan memakan waktu sangat lama.'

'Sungguh wanita yang tidak ada ampun,' komentar Kurama.

*Br!*

Naruto merasakan bulu kuduknya bergetar ketika Elena memikirkan itu. Ia merasa perlu berusaha lebih keras untuk percobaan selanjutnya, walau dia masih belum tahu apa yang akan kakak perempuannya berikan kalau dia gagal.

"Ta-Tapi, Sensei, bukankah hanya ada 3 lonceng? Kalau kami berempat bekerja sama, bukannya itu artinya salah satu dari kita akan gagal?" tanya Sakura dengan suara yang bergetar karena heran.

"Memang karena seperti itulah. Dalam sebuah misi, terkadang tidak semuanya berjalan sesuai rencana dan memerlukan pengorbanannya dalam sebuah tragedi. Sebagai contohnya …."

*Set!* *Bruk!*

Kakashi bergerak sangat cepat menyelinap ke belakang Sasuke, melumpuhkannya, dan langsung mengarahkan sebuah Kunai pada leher Sasuke. Adegan itu terjadi kurang dari satu detik, kecepatan Kakashi memang sangat cepat dibandingkan orang biasa.

"Sakura! Bunuh Naruto atau aku akan membunuh Sasuke!" ucap Kakashi dengan keras.

"Eh? Ah! A!" Sakura kebingungan dengan terkejut melihat tindakan cepat Kakashi.

Bagaimanapun, dia adalah fans Sasuke sejak dulu, dan ingin terus bersama Sasuke. Tindakan tiba-tiba yang dapat mengancam nyawa Sasuke atau semacamnya membuatnya sangat terkejut dan gagal mengamati situasinya dengan tepat.

'Cepat. Jadi sejak tadi dia masih belum serius melawanku?' batin Naruto melihat gerakan Kakashi.

Dia telah menyadari bahwa Kakashi tidak serius dalam memberikan aba-aba ini dan sadar jika ini adalah latihan dari penjelasan Kakashi. Dia lebih fokus pada gerakan tubuh Kakashi dan keterampilan yang dimiliki.

Sasuke yang menjadi objek percobaan hanya dapat membuat wajah cemberut tidak senang. Dari pilihan dia dan Sakur, dia tidak senang dengan keputusan Kakashi yang menjadikannya objek penjelasan.

'Shunshin no Jutsu, ya? Teknik yang lumayan.' Elena mengangkat kepalanya dan memperhatikan pada mereka berempat.

'Kalau tidak salah, Shunshin no Jutsu adalah teknik Teleportasi dasar yang digunakan oleh seorang ninja. Jarak dari teknik ini tergantung pada banyaknya chakra yang dimiliki oleh seorang ninja. Menurutku ini lebih seperti gerakan cepat dari pada kemampuan ruang-waktu,' komentar Kurama.

'Intinya kata Teleportasi itu adalah berpindah tempat dengan cepat, tidak selalu melibatkan teknik ruang-waktu. Contohnya saja milikku. Kemampuanku itu adalah teknik transformasi di mana aku mengubah diriku menjadi partikel cahaya dan bergerak dalam kecepatan tinggi,' jawab Elena atas Kurama.

"Sekarang kalian sudah tahu betapa pentingnya kerja sama tim, 'kan?" Kakashi menjauhkan Kunai dari leher Sasuke dan dia berjalan menjauh ke tempatnya semula.

"Cih!" Sasuke mendecih ketika merasa dirinya tidak berdaya saat Kakashi menyergapnya. 'Apapun yang terjadi, aku harus mengalahkan orang itu! Tidak mungkin aku gagal hanya karena menghadapi dia.' sambil menatap pada Kakashi.

"Hah, syukurlah, kupikir aku dia akan benar-benar melakukannya." Sakura menghela napas lega sambil memegangi dadanya.

'Dasar bodoh, apa kamu menganggap dia serius melakukan itu!' Naruto, Sasuke, dan Elena melirik pada Sakura secara bersamaan.

Mereka bertiga sama sekali tidak mengharapkan jika Sakura akan selunak itu sampai dia menyangka Kakashi serius. After all, kehidupan seorang ninja adalah dunia yang sangat keras di mana seorang ninja dapat mati kapan saja dan Elena sepenuhnya menyadari itu.

Melihat Sakura yang sangat santai, dia sampai ingin tahu apakah tujuan Sakur yang sebenarnya adalah hanya untuk bersama Sasuke? Jika Elena benar tentang itu, maka dia akan sangat-sangat setuju pada Kakashi yang menganggap mereka bertiga tidak cocok menjadi seorang ninja.

'Kalau pikiranmu hanya dipenuhi dengan bunga, lebih baik kamu berkemas dan kembalilah ke rumahmu. Aku sangat yakin kamu akan menanggung beban pikiran yang tidak main-main jika lanjut menjadi ninja dengan pikiran seperti itu!' Elena hanya menatap dari kejauhan, tanpa memiliki niatan untuk membantu.

Masalah tentang Sakura yang tidak cocok menjadi ninja bukan urusannya. Dia hanya akan peduli dengan orang-orang yang dekat dengannya dan sesuatu yang menyinggungnya. Karena Sakura sangat jarang berhubungan dengannya selama di akademi, maka Elena tidak mengkategorikannya sebagai orang yang perlu dibantu.

Jika bisa, Elena ingin memberikan mereka bertiga tentang betapa pahitnya dunia ninja sebenarnya. Sekarang ini, sebagian dari anak muda menganggap bahwa ninja itu keren tanpa mengetahui kenyataan pahit dibaliknya. Jika ketiganya tidak bisa menyadari ini, maka dia merasa bahwa ketiganya lebih baik pulang dan mencari pekerjaan lain.

Próximo capítulo