NGIUNG.... NGIUNG.... NGIUNG....
Suara sirene mobil polisi dan ambulance datang secara bersamaan memasuki gerbang apartemen yang mewah. Arya dan Adamma keluar dari lift, dan di depannya sudah ada pintu penthaouse milik Pak Wijatmoko, lalu Arya langsung menekan bel yang ada di samping pintunya.
Ting...Nong...Ting....Nong.
Alfin yang baru saja ingin menendang pintu kamar milik Ayahnya, terhenti saat mendengar bel berbunyi.
"Siapa lagi sih! Tidak tahu apa aku sedang menghakimi hamba-hambaku," gerutunya sambil berjalan untuk melihat dari layar cctv.
Melihat kedua petugas yang sedang berdiri di depan pintunya, membuat Alfin terdiam. Matanya tertuju kepada Adamma yang berdiri di samping Arya dengan wajah tegasnya.
"Nasibku tidak seberuntung dirimu!" ucap Alfin langsung berbalik untuk tidak membukakannya pintu.
Arya terus menekan belnya sambil menggerutu kesal, tidak dibukakan pintunya oleh Pak Wijatmoko. Namun Adamma menduga kalau Alfin yang melakukan itu kepada sekretaris Ayahnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com