Di atap mereka berdua berdiri sambil menikmati pemandangan dari atas gedung badan forensik. Keyla melihat Mahen dari dekat sungguh membahagiakan, tapi tidak dengan Mahen yang hanya sengaja agar Ana cemburu.
"Kira-kira Ana cemburu tidak ya," batin Mahen sambil melihat pemandangan langit yang rada mendung.
"Sepertinya ini mau hujan," ucap Keyla tersenyum sambil menghirup aroma khas kalau mau hujan. "AH... Menyegarkan sekali," lanjut Keyla tersenyum senang.
"Apa yang menyegarkan?" tanya Mahen bingung dengan melihat Keyla.
"Aroma ketika mau hujan itu sangat menyegarkan, coba saja," jawab Keyla sambil melihat Mahen yang ada di sampingnya.
Mahen mencoba menghirupnya. "Lumayan menyegarkan, seperti sedang minum es kelapa di pinggir pantai," ledek Mahen tertawa bersama Keyla.
Setelah selesai tertawa, Keyla tersadar dan mempertanyakan maksud Mahen memanggilnya kemari.
"Ada apa kamu memanggilku kesini?" tanya Keyla sambil berjalan lalu duduk di kursi yang ada di atap.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com