Ouryne terdiam, gadis itu kemudian tertawa hampa.
"Ah, jadi itu sebabnya aku melihatmu di sana," lirih Ouryne.
"Ryne...."
"Keluar!" ucap Ouryne dingin.
"Ryne...."
"Aku bilang keluar!" sentak Ouryne keras.
Mereka semua akhirnya memilih keluar dan membiarkan Ouryne menenangkan diri, walaupun mereka tidak tahu apa yang membuat Ouryne semarah itu, taoi yang jelas sekarang gadis itu tidak dalam keadaan baik-baik saja.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Ouryne entah pada siapa.
Ouryne menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu mennkangis tersedu-sedu.
"Ada apa dengan takdirku?!" lirih Ouryne di sela isakannya.
Ouryne menghapus air matanya lalu kembali mengatur ekspresinya.
"Baiklah, berhenti menangis dan segera cari kebenarannya Ouryne,"
*
Ouryne meletakkan tabletnya dan mengusap wajahnya dengan kasar, ia tidak mengerti kenapa bisa jadi seperti ini. Jika memang benar mimpi yang dilihatnya adalah gambaran masa depan lalu apa yang harus di lakukannya?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com