webnovel

Wasiat Dari Kakek

Evan tak langsung menerima kertas tersebut dari Jhonatan. Untuk beberapa saat, dia memandangi benda itu. Tentu saja, ia berpikir bahwa apa yang tadi dikatakan oleh Papanya itu  bukanlah sebuah kebenaran. Karena bisa saja, hal tersebut hanyalah merupakan salah satu cara untuk membujuknya. Apalagi, Papanya juga sangat paham bila Evan begitu dekat dan menyayangi sang Kakek.

Jhonatan lebih mendekatkan lagi kertas itu ke arah Evan, sebagai sebuah isyarat bahwa dia harus membacanya. Hingga mau tak mau, akhinya Evan pun harus mengambil benda itu untuk dengan perlahan membukanya. 

Sekilas, dia langsung mengenali bahwa setiap huruf yang tertulis di sana adalah memang tulisan tangan dari Kakeknya.

Dan seketika, napas Evan telah saja langsung tersekat saat membaca kalimat terakhir yang ditulis oleh Pamungkas.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo