Dengan langkah tergesa-gesa, Jerry turun dari kamarnya. Ia bahkan setengah berlari menuruni tangga sembari terus memeriksa layar ponsel. Dirinya yang masih mengantuk itu celingukan, tak punya tujuan siapa yang bisa diajaknya bicara sebelum kedua matanya menangkap Iqbaal, Dhaiva, Saheera, dan Manty di belakang pintu utama.
"Eh! Lo pada ngapain disitu?" tanyanya berbisik heboh. Sampai disana, tampak Dhaiva yang paling frustasi diantara yang lain. "Udah liat beritanya? Ini beneran gak sih? Apa Gue masih mimpi?"
Iqbaal mengusap wajahnya kasar, "Beneran Jer, itu Nalesha ..."
Jerry mengerutkan dahi, kembali pada ponselnya, "Sindikat peredaran marijuana, cannabis, dan obat-obatan terlarang ..."
"Gak habis pikir Gue, jadi dia selama ini ..."
"Udah, Jer. Jangan menghakimi. Biar Ayah bertindak dulu, mereka udah di Polda Metro Jaya malam ini," potong Manty meredakan tensi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com