"Tuan, kita menemukan tempat mereka, pelakunya satu orang laki-laki dan satu orang perempuan," lontar salah satu anak buah Zayn.
"Ayo kita pergi," ucapZayn, sambil meraih sebuah jas hitam yang tergantung di sampingnya.
"Oh Tuhan, semoga tidak terjadi sesuatu padanya," ucap Sarita, sambil melihat ke arah Zayn. "Hati-hatilah, Zayn!" lanjutnya.
Selama di dalam mobil, Zayn merasa gelisah. Dari rekaman CCTV yang diperlihatkan padanya. Dia sudah tahu pelaku yang menculik Rana. Jalanan yang dilalui Zayn sudah dinetralkan oleh polisi sebelumnya, sehingga dia bisa sampai lebih cepat ke tempat di mana Rana berada.
Di tengah keresahannya, Zayn mendengar suara ponsel Rana bergetar di salah satu saku celana miliknya. Sebelum menjawab panggilan itu, Zayn tampak merenung untuk beberapa detik.
"Hallo, Rana. Mengapa tidak membalas pesanku?" tanya seseorang dari seberang telepon.
"Adrian," ucap Zayn.
"Zayn? Mengapa kamu yang menjawab ponsel Rana? Berikan ponselnya kepada Rana!" titah Adrian.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com