"Tapi, tidak membahayakan dirimu?"
"Sedikit."
"Tuh, kan, kau akan semakin kehilangan energi jika melakukan hal itu."
"Aku tahu jika aku kepayahan, jadi tidak apa-apa. Hanya saat bersamamu, aku tidak mau diganggu."
Virna menarik napas, merasa tidak bisa mencegah. Mau bagaimana? Pangeran Jeelian jika sudah memutuskan sesuatu, memang sulit untuk dicegah atau dirubah kembali.
Alhasil, Virna mengalah. Wanita itu segera keluar dari kamar, untuk membuat makanan. Sepeninggal Virna, Pangeran Jeelian duduk tegak di atas tempat tidur.
Memejamkan mata dengan kedua tangan disatukan telapak tangannya satu sama lain. Lalu, ia mulai melakukan meditasi, untuk berkomunikasi dengan Patih Prawiraatmadja, untuk tahu apa saja yang harus ia lakukan jika ingin kembali ke istana sembari membawa Virna.
***
"Jasmine, apa yang kau lakukan?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com