webnovel

KENCAN I

Saat menyetir, tak jarang Pratama tertangkap basah mencuri pandang pada Salma.

"Kamu kenapa sih, ngeliatin Salma terus?" tanya Salma jadi semakin grogi, dan salah tingkah.

"Heuum, kamu cantik banget, Sal. rasanya rugi banget kalo gak bisa memandangi kamu"

"Iya, tapi kan kamu lagi nyetir lho!! Salma belum mau mati, Tam.." membenarkan rambut yang tak berantakan sama sekali.

"Iya .. iyaaaa.." ucap Tama seraya tersenyum puas, karna mempercayakan tugas pada Cloudy.

"Sebenernya kamu ini cantik, Sal. hanya karna rutinitas kamu berjualan dan membuat kamu enggak peduli dengan penampilan, jadi terkesan, maaf.. Kampungan" Tama berucap dengan sangat hati-hati.

"Iya enggak gitu juga sih, Tam. Salma orang nya simpel, kan enggak mungkin juga setiap saat Salma berdandan seperti ini. Kalau Salwa iya, suka banget dandan setiap hari. terkesan gak percaya sama diri sendiri" jelas Salma, sedikit membela diri.

"Iyaa, yauda.. aku enggak peduli sama Salwa. aku cuma kenal kamu, dan aku.. hemmm.. merasa nyaman..." ujar Tama, memberanikan diri berkata yang sejujurnya.

"Sama kamu, Sal" lanjut ucap Tama berbisik, seolah tak percaya diri.

Salma membalas dengan senyum simpul, dan kelopak matanya terkulai.

Walaupun hanya begitu Pratama sangat senang melihat sinar di wajah Salma ketika tersenyum, bagaikan bunga yang sedang merekah.

****

"Kita sudah sampai tuan putri.. Yukkk" Pratama membuka kan pintu untuk Salma, betapa terkejutnya Salma, melihat sekeliling nya dengan kemewahan.

Dari depan saja sudah tampak mewah, kaki Salma bergetar. Sedangkan Pratama yang bergetar adalah jantungnya.

Mata Salma terus berkeliling, Lalu Pratama berkata "Bagus gak, Sal?"

"Iyaa, Tam.. Bagus banget.. Salma enggak pernah ketempat sebagus ini." bisik Salma, tetap jaga-image adalah merupakan suatu perilaku untuk menyembunyikan sikap yang sebenarnya dengan mengharapkan orang lain menganggap subjek sebagai seseorang yang memiliki kepribadian yang tenang, dan berwibawa.

Pratama membawa Salma ke restauran bergaya eropa termahal, dan memang sudah di pesan sehari sebelum nya. bukan sembarangan orang yang bisa masuk dan memesan makanan di restauran mewah ini.

Pelayan di restauran ini juga, mengenakan pakaian yang tidak seperti pelayan pada umum nya.

Waitres dan waiter disini semua mengenakan kemeja o neck merah ada corak garis emas di bagian leher. Serta celana hitan panjang polo, tak lupa juga topi waitres ala eropa.

Seorang waitres menyapa, menghampiri dan memberikan buku menu besar tebal. Semua isi menu tersebut tak mampu di mengerti oleh isi otak Salma.

Pratama mengerti dengan semua bahasa tubuh Salma, yang keliatan kebingungan saat diminta memesan salah satu menu.

"Yang andalan mana ya?" tanya Tama.

"Menu andalan di resto ini antara lain NOCHAVOCADO, merupakan signature dishes dari varian sushi. Lalu ada Wild Mushroom dari Lini Dimsum. Kedua menu ini mempunyai sensasi rasa yang berbeda," kata Saka, waitres yang melayani meja Tama.

"Oke, saya pesan itu, Ini.. ini.. dan ini" ucap Tama seraya menunjukan beberapa gambar yang tertera pada menu.

Setelah menunggu beberapa menit, Saka menyajikan pesanan tersebut di atas meja Pratama dan Salma.

Ketika harum makanan tersebut sampai di penciuman Salma, dengan cepat isi perut Salma merespon dan mengeluarkan bunyi yang dapat di dengar oleh Saka dan Pratama.

"Hehehe, Maaf.. Salma lapar" ucap nya polos, sedikit menekan perut nya.

"Silahkan menikmati, Ibu dan Bapak" Saka undur diri dengan memegang nampan makanan, dan berjalan mundur.

"Terima kasih, Saka" ucap Tama membaca name-tag yang menempel pada dada nya.

"Lapar kamu, Sal?" Tama mengernyitkan dahi.

"Bangeeett.." Salma menghirup dalam-dalam aroma makanan yang tercium lezat nya, Sambil memejamkan mata.

"Silahkan makan, Sal..." ujar Pratama.

Pratama memindai Salma yang makan dengan sangat cepat, tak menikmati setiap gigitan yang beradu di dalam mulut.

"Pelan-pelan, Sal. Kalau kurang bisa pesen lagi!!" jelas Tama, Karna melihat Salma makan yang seolah rebutan dan takut tidak kebagian.

"Salma seneng banget di ajak kesini, Tam. terima kasih banyak. Salma gak pernah nyangka. Gak pernah ada firasat apa-apa gitu tadi malam, kalau Tama jemput Salma pagi-pagi dan di ajak makan begini lezatnya" Ucap Salma, mengunyah makanan sambil berbicara, sehingga membuah suara pada kunyahan nya.

Tama memajukan sedikit posisi duduknya, berbisik pada Salma, dan melirik ke samping kiri kanan yang saat ini mata mereka pun tertuju pada pasangan Tama.

"Sal, gak sopan ih, makan sambil ngomong. Jangan ada bunyi dong makan nya. Malu di lihat orang"

"Uppss, Maaf.. maaf.. Salma terlalu heboh nih ya" jelas Salma tak begitu peduli, jika bukan karna menjaga perasaan Pratama.

****

"Errrhhhgg.." Salma bersendawa, membuat Pratama tertawa, namun sekeliling nya melihat Salma seperti menjijikan.

"Hahahhaa.. Kenyang kamu, Sal?"

"Iyaa, Banget.. Makasih ya Tamaa.." Salma menyandarkan posisi duduknya.

Pratama sengaja membawa Salma ke restauran ini sebelum ketemu dengan keluarga besar. karna dengan begini Pratama tau kebiasaan makan Salma, dan akan di perbaiki sedikit demi sedikit untuk persiapan bertemu dengan keluarga.

****

"Salma.." wajah Pratama terlihat serius dan sedikit gugup.

"Yup?" Salma menatap Pratama sangat dalam.

"Aku.. Ma..u, menikahi k.. ka..mu, Sal." ucap Tama terbata-bata, Seketika saja wajah kuning langsat Salma berubah kemerahan, kedua netra nya berbinar, tak menyangka akan ada laki-laki seperti Tama akan mengatakan cinta pada dirinya.

"Terlalu sebentar kita saling berkenalan, Tama. Harusnya kita saling mengenal sebelum menikah."

"Sal, Alasan aku ingin menikahi kamu sekarang, karna aku gak mau terjebak dalam status pacaran yang ga ada kejelasan.

Pacaran enggak cocok bisa putus, Nah kalau nikah enggak cocok, ya kita harus tahanin dan harus berubah supaya bisa sama-sama cocok kan. Gimana menurut kamu?"

"Untuk hal sepenting ini, Salma harus pikirkan dulu, Tam. mengingat derajat sosial kita yang jauh berbeda. Banyak hal yang tidak memungkinkan kita bersama." jelas Salma, mata nya terkulai, tak berani menatap Pratama.

"Oke kalau itu yang jadi pertimbangan kamu! intinya, kamu suka gak sama aku?" Tama memberanikan diri menyentuh tangan Salma.

"Kenapa harus Salma yang jawab, harusnya Tama yang jelasin kenapa bisa suka sama Salma!"

"Jauh sebelum aku datang ke kios kamu, Aku sering melintas di depan kios dagangan mu, hanya supaya bisa melihat kamu. Karna jantung ku selalu berdegup kencang saat melihatmu. aku datang ke kios mu, berpura-pura ingin memesan bakso untuk acara grand opening. kedua, kamu mengembalikan uang ku, padahal sebenernya bisa saja kamu ambil uang itu, karna aku yang membatalkan sebelah pihak. dari kejujuran dan kepolosan mu itu, aku semakin yakin. kamu adalah gadis yang baik" panjang lebar Tama berbicara, Dan berharap Salma mengerti ucapannya.

"Salma di ajarkan untuk selalu mengembalikan, apapun yang bukan hak kami." Salma memberi penjelasan tambahan.

***

Próximo capítulo