Aira memasuki kamarnya, dia mendapati Ezy yang telah tertidur terlebihdulu. Suasana yang sudah sangat sepi membuatnya dapat mendengar banyak suara kecil yang tidak aka didengar saat siang.
Suara burung malam yang berada di dalam hutan, lalu angina yang menggerakkan dedaunan di luar, juga suara hewan kecil yang ada di luar bangunan. Semuanya ia dengar, dia bahkan dapat mendengar langkah kaki para prajurit yang melakukan patroli malam.
Aira menyentuh luka di lengannya. Dilafalkannya sebuah mantra, lalu dia usap lengannya itu perlahan hingga lukanya itu menghilang begitu saja.
"Ah menyenangkan sekali dapat menggunakan lagi kekuatan sihir," gumamnya seraya menyeringai.
Dia mengambil sebuah gelas yang ada di meja di kamarnya, dipandanginya air yang permukaannya tenang itu dengan seksama. Di dalam sana, dia dapat melihat wajahnya sendiri. Sedikit ia kerutkan dahinya, lalu kembali tersenyum lebar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com