Wedden masih memperhatikan tuan putri berkomat kamit untuk beberapa saat. Lalu dia kembali tersadsrkan kalau dia harus melatih ilmu sihirnya sesegera mungkin agar dapat mengalahkan raja kegelapan.
Ser berdiri di dekat jendela. Tatapannya tidak teralihkan dari puluhan prajurit yang bertarung dan tidak sedikit pula yang gugur dengan bersimbah darah.
Seolah sedang menonton sebuah pertunjukan, Ser bahkan berdecak kagum saat melihat Ren beserta pasukan Nig dengan gesitnya menyerang dan melumpuhkan musuh .
"Waw …," gumamnya lirih.
Ser tidak menyadari kalau prajurit pemgawal tuan putri sedang berdiri di belakangnya.
"Ahh!" Ser berteriak dan segera melangkah mundur.
Seekor kucing sihir menyemburkan api kearah kastil. Nampaknya merekapun mulai mengetahui kalau ada tempat persembunyian di sekitar area pertempuran.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com