5. Move on.
Musim panas telah berganti musim gugur. Aku masih memikirkanmu yang mungkin tidak memikirkanku. Aku hanya bisa melihat fotomu di smartphone-ku. Aku mulai melangkah maju untuk melupakanmu tapi semakin aku berpikir seperti itu semakin sulit untuk melakukannya.
Ponselku berdering, dan Sara yang meneleponku. Kami mulai dekat sejak kami pergi ke taman hiburan. Selain itu, Ino juga ramah denganku, mereka berdua adalah teman yang baik dan perhatian. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan mengenal mereka dan tidak mengharapkan Sara menjadi begitu baik, sejujurnya aku dulu berpikir negatif tentang dia.
Aku melihat Sakura dan Sasuke dari seberang jalan sambil menelepon. Aku hanya tersenyum melihat mereka berdua begitu mesra dan melihatnya memasuki sebuah toko pakaian.
"Kamu sekarang sedang apa?"
"Ha, aku pergi jalan-jalan sambil berolahraga sedikit," kataku.
"Olahraga? Hati-hati, angin musim gugur akan cukup kuat dan kadang-kadang akan hujan tiba-tiba, kamu harus berhati-hati."
"Ya, terima kasih sudah mengkhawatirkanku."
"Sama-sama, Naru."
Percakapan di telepon menjadi lebih serius sampai kami berbicara tentang tujuan untuk masa depan. Aku mulai berpikir tentang apa yang akan kulakukan untuk masa depanku? Aku sebenarnya ingin tahu apa yang akan Sakura lakukan untuk masa depannya.
Sakura...
Angin sepoi-sepoi mulai menerpa tubuhku. Ternyata ucapan Sara menjadi kenyataan, angin cukup kencang dan mulai mendung.
Aku pergi ke suatu tempat di mana aku bisa beristirahat. Aku tidak berharap untuk memilih 'Maid Cafe' sebagai perhentianku.
Maid Cafe bukanlah pilihan yang buruk, hanya saja kebanyakan pecinta anime dan komik berada di tempat ini, suasana di dalam kafe cukup unik dan banyak pelanggan, aku melihat sekeliling dan memilih tempat duduk di sudut.
"Master, ini menunya, Anda bisa lihat terlebih dahulu."
"Terima kasih."
Seorang gadis remaja yang mungkin seumuran denganku memberiku sebuah menu. Aku perhatikan menunya unik karena ada jajaran khusus yang mengikuti menu dalam anime di televisi. Gadis berambut panjang hitam-lavender ini menatapku lekat-lekat sepertinya dia terlalu gugup untuk menjadi pelayan?
"Ramen spesial dan jus jeruk hangat," kataku.
"Baik, Mas-ter."
Tidak butuh waktu lama pesananku datang. Aku tidak sabar untuk makan sesuatu yang hangat, aku melirik sedikit ke kasir di mana aku melihat gadis yang melayaniku tadi melihat ke arahku? Aku mengabaikannya mungkin itu hanya kebetulan. Di kasir aku membayar apa yang aku pesan sebelumnya dan yang menerimanya adalah gadis yang tadi? Dia sangat sopan, tidak heran dia harus bekerja seprofesional mungkin meskipun dia sangat gugup dengan pelanggan.
"Terima kasih sudah berkunjung, jangan lupa datang lagi."
"Ah, ya kalau ada waktu aku akan datang lagi."
***
Aku mulai mencoba pekerjaan paruh waktu yang direkomendasikan oleh Ino. Dia menjadi temanku di tempat kerja, dia sekarang membantuku menyusun daftar harga barang di toko serba ada. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk beradaptasi di tempat kerja karena bimbingan Ino. Aku khawatir itu akan memakan waktu lama untuk membiasakan diri, tetapi ternyata aku cukup baik dalam hal ini.
"Naruto, apa kau sudah bisa move on dari Sakura?"
"Jika aku mengatakan sudah...aku tidak yakin tapi aku mencoba belajar move on."
Bohong jika aku belajar melupakan Sakura, aku masih berharap ada kesempatan untuk menjadi pacarnya meskipun itu sangat kecil. Suara khas pintu 'toko serba ada' membangunkanku dari lamunan. Aku dengan cepat menyambut pelanggan. Aku tidak menyangka kalau gadis pelayan pada waktu itu datang ke toko serba ada tempatku bekerja.
"K-kamu?"
"Se-selamat datang," kataku dan mengalihkan pembicaraan.
Seorang gadis pelayan yang namanya tidak aku ketahui mengenakan seragam sekolah khusus perempuan. Aku bisa tahu karena sekolah itu tidak jauh dari rumahku. Seragam Sailor hitam menjadi ciri khas sekolah itu, aku tidak sengaja melihat tulisan nama di seragam si gadis pelayan.
Hyuga Hinata...
"Aduh!"
"Tidak sopan melihat apa yang seharusnya tidak kau lihat sampai begong begitu!"
Ino tiba-tiba menyenggolku dan marah tidak jelas dan mengatakan sesuatu yang aneh. Aku hanya bisa mengangkat alis kiri karena aku tidak mengerti apa yang dia maksud. Gadis pelayan maksudku Hyuga Hinata, dia terkejut dengan apa yang kami lakukan. Aku saja bertanya-tanya mengapa Ino bertingkah aneh dan marah tidak jelas.
"Aku tidak mengira kalau kau suka yang besar."
"Besar? Maksudmu besar apanya? Apanya yang besar? Aku tidak mengerti maksudmu?"
"Teck, dasar buaya!"
"Hah, aku buaya?"
Aku merasa kasihan pada Hinata ketika dia membayar di kasir karena Ino memelototinya seperti bertemu musuh bebuyutan. Aku hanya bisa menghela nafas melihat cara Ino melayani pelanggan.
"Sialan, kenapa kau harus menambahkan lebih banyak musuh!"
Aku agak menjauh dari Ino, dia terlihat mengerikan saat marah.
Dia aneh. Aku tidak mengerti cara berpikirnya yang tiba-tiba mengubah suasana hatinya menjadi lebih buruk. Aku tidak bisa membayangkan betapa menderitanya suami masa depanya nanti.
Jam kerja kami sampai sore, tempatnya jam 3 sore karena jam 5 sore kami pergi ke sekolah. Di musim gugur kami sekolah sore hari sampai jam 10 malam.
Saat di sekolah, aku diam-diam memperhatikan Sakura dan Sasuke. Aku mengikuti mereka tapi sayangnya aku ditarik oleh ketua OSIS bernama Shion. Dia memaksaku untuk bergabung dengan klub belajar di sekolah. Aku tidak mengerti mengapa dia membuat klub seperti itu di sekolah?
Melelahkan...
Anggota klub terdiri dari Shion, Sara dan Ino ditambah aku yang dipaksa bergabung dengan klub yang menambah tumpukan tugas sekolahku! Di sekolah sudah banyak yang harus di pelajari plus masuk klub belajar dan di rumah aku harus belajar! Memang ujian semakin dekat tapi aku merasa terbebani!
Mereka bertiga adalah siswi terpintar di sekolah. Apalagi ketua OSIS menduduki peringkat pertama dengan skor 95 di semua mata pelajaran. Dia terlalu jenius sebagai seorang gadis.
"Perkenalkan anggota baru kita, namanya Nar-."
"Naruto!"
Sara dan Ino menyebut namaku secara bersamaan sampai Shion terkejut dan menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku mengerti.
"Kita sudah saling kenal," gumamku.
Kami memulai kegiatan klub yaitu belajar. Aku merinding karena tatapan tidak ramah Ino padaku. Aku tidak tahu apa lagi yang dia pikirkan? Begitu juga Sara menatapku dengan dingin ketika aku menoleh ke Shion, dia bahkan lebih buruk! Aku harus keluar dari klub Neraka ini!
Shion memberiku setumpuk buku pelajaran. Aku terkejut melihat berapa banyak tumpukan itu! Ino dan Sara memalingkan wajah dengan cemberut.
Oh My God, mereka mengabaikanku sebagai teman! Kalian berdua sangat kejam!
Bersambung.
Semoga Naruto bisa move on!