webnovel

Hanya Kensuke

Arka mencium punggung tangan Kenkyo. Ini sudah kebiasaan. Dan Kenkyo bahkan sudah nyaman dengan kebiasaan ini. Bahkan Kenkyo juga menyuruh anak-anaknya bersikap seperti warga Indonesia yang baik. Si kembar Ken dan Kyo bahkan tidak pernah berojigi pada orang yang lebih tua, seperti kebiasaan orang Jepang. Mereka selalu menjabat tangan dan mencium punggung tangan orang yang lebih tua.

Arka tersenyum pada Kenkyo, lalu berteriak mencari si kembar tampan yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri. Meski awalnya sikap Arka baik pada Ken dan Kyo karena rasa kasihan tidak memiliki ayah, tapi semakin dewasa rasa sayang Arka tulus pada para remaja yang dianggapnya sebagai adik itu.

"Maafkan kelakuan Anak Badung itu, ya?" Rina meringis malu.

Mengibas tangan, Kenkyo memberi gestur tak masalah akan hal tersebut. Dia paham betul kelakuan anak tetangganya itu kadang memang agak tak waras. Dia mengiring Rina ke dapur, membiarkan Arka merecoki Kensuke yang tengah main PlayStation sendirian di ruang tamu.

"Malam, adikku yang paling galak. Lagi apa kamu, eum?" sapa Arka sok imut. Sebelah lengan dia jadikan menompang dagu dengan posisi tubuh berlulut samping sofa tunggal yang Kensuke tempati.

"Buta ya, Bang?" balas Kensuke sarkas. Ia masih fokus pada game Dota 3 di layar televisi. Sudah jelas-jelas ia sedang main, masih juga bertanya. Basi!

Arka bangkit, dia mengambil posisi di bawah Kesuke, berselonjor. Dia berbinar ketika stoples isi keripik singkong masih utuh. Sepertinya, Kensuke tak berminat memakannya. Menyeringai senang, Arka cepat mengambil camilan, dipeluk erat. Satu tangannya sibuk membuka tutup stoples, kemudian mengambil keripik dalam jumlah banyak, sebelum memakan dengan suara berisik.

"Ken, memangnya benar ya kalau anak baru di kelasmu akan ke sini? Untuk apa, Ken?"

"Mana aku tahu, Abang. Aku sudah pusing karena masalahku dengan Kyo. Aku sedang tidak ingin memikirkan hal lain lagi!"

"Memperebutkan perempuan lagi?"

"Berisik!!" Kensuke memukuo kepala Arka menggunakan stik PS. Karakternya terbunuh sebab Kensuke kurang konsentrasi membantai musuh.

Kensuke merebut toples dari dekapan Arka, protektif menjauhkan sisa camilan dari lelaki rakus tidak kenal kenyang itu. Itu adalah camilan terakhir milik Kensuke di bulan ini.

Kensuke menatap layar televisi sambil mengembuskan napas secara kasar, beberapa kali. Kensuke menyerah setelah karakternya kalah. Kensuke memutuskan untuk mematikan televisi.

Kensuke pura-pura tidak mendengar saat Arka merengek protes karena camilan kripik singkong. Kensuke mengubah posisi menjadi bersila, dengan punggung menyandar punggung sofa, jemarinya beralih sibuk menarik-narik surai coklat bercampur pirang milik Arka, menjambak kecil.

Arka terima-terima saja rambutnya dimainkan oleh remaja yang sudah dia anggap sebagai adik kandung. Arka malah rileks dan menutup mata, tetapi kembali terbuka ketika ingat sedari masuk dia tak mendapati Kyosuke di mana pun.

Pandangan Arka mengedar ke seluruh penjuru. Arka melihat ke arah sulung dari keluarga Takahashi ini. "Kyo di mana, Ken?"

Untuk kedua kalinya sehari ini, Kensuke mengangkat bahu.

"Kyo berada di kandang kambing milik tetangga mungkin. Sejak tadi pagi, tingkah Kyo menjadi aneh. Dia tidak mau berbicara padaku, sekaligus tidak mau berada di dekatku. Aku tidak tahu apa salahku, Bang. Kyo selalu bersikap seperti itu tanpa memberitahu apa yang sebenarnya Kyo inginkan."

Sementara itu, remaja yang diperbincangkan sedang menatap bayangannya di cermin, seukuran badan. Kyosuke memasang wajah dingin khas Kensuke.

To be continued ....

Próximo capítulo