"Terbit Senja balapan tuh,"
"Bit, Senja lagi di ruang BK,"
"Bit katanya Senja berantem sama anak sebelah,"
"Terbit liat tuh Senja godain adek kelas,"
"Bit bolpoint gue di ambil Senja,"
"Terbit masa tas gue kemaren diumpetin sama Senja,"
Terbit melotot kesal, hari masih pagi dan teman-teman sekelasnya sudah sambat tentang kelakuan Senja yang tidak ada habisnya.
"Udah diem kasian ini anak orang," Bulan datang langsung membuat siswa di kelas diam.
"Gue mau ke Senja dulu," pamit Terbit.
Bulan mendengus, baru juga dia datang.
Terbit melangkahkan kakinya keluar kelas. Tujuannya hanya satu saat ini, ruang BK. Tempat langganan Senja setiap hari, atau biasa di sebut rumah kedua Senja.
Dan di sepanjang perjalanan, Terbit tak luput mengumpati Senja dengan segala umpatan yang dia tau di dalam hati. Belum lagi dengan keluhan beberapa siswa yang di kenalnya mengenai tingkah laku Senja yang super petakilan dan mirip orang hutan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com