Aku melihatnya berjalan pergi, perasaan tidak tenang menghampiriku. Aku berharap dia menelepon dari balik bahunya dan meminta ku untuk bergabung dengannya. Untuk menggodaku tentang apa yang akan dia lakukan padaku di kamar mandi. Tapi dia tidak melakukannya. Bahkan, dia menutup pintu kamar mandi, meninggalkanku sendirian.
Perasaan itu mencengkeram, hampir mencekikku.
Sesuatu telah salah.
Jackson tampak baik-baik saja ketika dia keluar dari kamar mandi, handuk tersampir di pinggangnya. Dia menggodaku tentang bergerak lambat, mendorongku ke kamar mandi, memberitahuku bahwa kami punya waktu satu jam lagi untuk check out. Aku mandi dan berpakaian, menemukannya duduk di sofa, menatap teleponnya. Aku merasakan kemarahannya dari ambang pintu, kerutan dalam di wajahnya mengekspresikan emosinya dengan jelas.
"Jackson?"
Dia mendongak, merapikan ekspresinya. "Kamu siap?" dia bertanya, berdiri, memasukkan ponselnya ke dalam saku.
"Apakah semuanya baik-baik saja?"
"Ya."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com