webnovel

SHANGGUAN LING'ER

Editor: Wave Literature

Lu Ran sangat senang mendengar nasib Mak Liu dan Lu Ning. Ia mengatakan bahwa itu adalah karma mereka berdua.

***

Sementara itu, Lu Dahua yang masih belum menyerah dengan lima ratus tael-nya memutuskan untuk pergi seorang diri, mengemudi delman sapi ke rumah keluarga Chu.

Siapa sangka, pintu besar rumah keluarga Chu tertutup rapat. Tidak peduli seberapa kuat dan seberapa lama Lu Dahua mengetuk, pintu itu tetap tidak terbuka.

Ketika Lu Dahua menyerah dan hendak pergi, sebuah kereta kuda yang cantik dan mewah berhenti di depan rumah keluarga Chu.

Seorang gadis muda turun dari kereta kuda itu dibantu oleh pembantunya.

Kusir mengetuk pintu rumah keluarga Chu, sedangkan pembantunya menolehkan kepalanya sambil tersenyum. "Nona, saya dengar kali ini Tuan pulang ke sini untuk mencegah rencana pernikahannya."

Gadis tersebut tersenyum. "Kakak Han memang selalu begini. Jika ada sesuatu yang tidak disukainya, meskipun itu adalah rencana dari Paman dan Bibi, ia pun tetap tidak akan menurutinya." 

Pembantu itu berkata dengan tatapan jijik, "Orang-orang dari keluarga Lu itu, apa tidak melihat seperti apa diri mereka? Mana mungkin orang seperti mereka bisa bermimpi menikah dengan Tuan Nagistrat? Nona dan Tuan itu sudah saling mengenal sejak kecil, kalian berdualah yang seharusnya bersama. Kalian merupakan pasangan kekasih yang ditakdirkan!"

"Sudahlah!" Shangguan Ling'er melirik pembantunya itu sambil menegur. Namun, senyuman di sudut bibirnya sama sekali tidak dapat disembunyikannya.

Sejak kecil, Shangguan Ling'er sudah menyukai Chu Sihan. Kedua keluarga juga berniat untuk menikahkan mereka berdua. Hanya saja, ia tidak mengerti, kenapa tiba-tiba Nyonya Chu mulai mempersiapkan pernikahan Chu Sihan dengan orang lain. Apalagi, pasangannya adalah gadis kampungan yang tidak berpendidikan.

Beberapa hari itu, Shangguan Ling'er terus-menerus bertanya kepada ayah dan ibunya. Namun, para orang tua itu sama sekali tidak mau menjawab. Mereka hanya menyuruh dirinya untuk cepat-cepat beristirahat.

Maka, saat mendengar kabar bahwa Chu Sihan telah pulang dan gadis yang akan dinikahkan dengan pria itu menghilang tanpa alasan, hati Shangguan Ling'er yang awalnya gundah seperti tertutupi awan mendung pun mulai cerah kembali.

'Bagaimana mungkin seorang gadis dari kampung bisa menikah dengan Kakak Han?'

Lu Dahua melihat pintu yang tadinya masih tertutup rapat itu kini terbuka. Pintu itu terbuka setelah kusir itu mengatakan, "Nona Shangguan datang berkunjung."

Melihat itu, Lu Dahua pun memikirkan kembali kata-kata Shangguan Ling'er dan pembantunya. Pria itu lalu teringat bahwa sebelumnya ia telah mengetuk-ngetuk pintu untuk waktu yang lama, tetapi tetap tidak ada yang membukanya. Ekspresi wajahnya pun menjadi sedikit malu.

Menurut Lu Dahua, semua itu gara-gara Mak Liu itu. Kalau istrinya itu tidak melakukan apa pun, Lu Sheng tidak akan hilang selama dua hari dan orang-orang dari keluarga Chu juga tidak akan menolak untuk menemuinya.

'Lima ratus tael lenyap begitu saja!'

Semakin memikirkannya, Lu Dahua semakin marah. Awalnya, ia masih memiliki niat ingin mencarikan pengacara untuk Mak Liu, tetapi kini, hal itu pun sudah lenyap.

***

Di rumah keluarga Lu.

Saat Lu Ran baru saja selesai menyiapkan makan malam, ada seseorang yang berkunjung.

Orang yang datang itu adalah Duan Zhen, mantan tunangan Lu Sheng.

"Ada apa?" Lu Ran bertanya kepada Duan Zhen.

Dulu, Lu Ran dan Duan Zhen satu sekolah. Namun setelah Mak He meninggal, kakak Lu Sheng itu tidak mau pergi ke sekolah lagi.

Sebelumnya, Lu Ran sama dengan Duan Zhen. Mereka berdua merupakan murid kesayangan para guru di sekolah.

Kini Duan Zheng sudah menjadi pelajar yang lulus ujian nasional tahap pertama. Pria itu juga merupakan seseorang yang memiliki kesan yang baik dari penduduk desa.

Sementara itu, Lu Ran tumbuh menjadi anak berandalan yang tidak disukai oleh penduduk desa.

Penampilan dan wajah Duan Zhen bisa dikatakan tampan. Pembawaannya juga elegan dan lembut, terlihat bahwa ia sangat terpelajar.

Duan Zhen mengangkat kepalanya dan menemukan Lu Sheng sedang duduk di samping. Gadis itu memandangnya dengan mata menyelidiki, tatapannya tidak berombak, berbeda dengan Li Sheng yang dulu yang selalu malu-malu.

Setelah itu… Duan Zhen pun terpana.

'Kenapa dulu aku tidak pernah sadar bahwa Lu Sheng sebenarnya sangat cantik?'

"Ehem!" Lu Ran berdeham dengan kuat, membangunkan tatapan Duan Zheng yang tidak sopan kepada adiknya itu.

Dengan canggung, Duan Zhen pun berdeham pelan. Kemudian, ia mengeluarkan sebuah surat dan menyerahkannya kepada Lu Ran. "Seseorang menitipkan surat ini, memintaku untuk mengantarkannya kepada kalian."

"Terima kasih," Lu Ran mengatakan itu dengan nada ringan.

Sebelum Duan Zhen pergi, pria itu melirik lagi ke arah Lu Sheng. Ia melihat mantan tunangannya itu sudah menolehkan kepalanya dan berbicara dengan Lu Jiang dan Lu Xin.

Duan Zhen tersenyum dengan dingin. 'Apa gunanya memiliki wajah cantik seperti itu? Tetap tidak dapat membersihkan bau kampungan darinya.''

Duan Zheng merasa apa yang dikatakan oleh gurunya benar. Dengan kecerdasan yang ia miliki, masa depannya pasti akan sangat baik.

Maka dari itu, Duan Zheng ingin mendapatkan istri seorang gadis yang berguna, yang bisa membantunya dalam karir di masa depan. Bukan seorang gadis desa yang hanya memiliki wajah cantik saja.

Próximo capítulo