tok.. tok..
"Shei, ada temen lo tuh di bawah. Buruan turun, kasian dia kalo nunggu lama- lama." Ucap seseorang dari balik pintu kamar Sheina.
"Siapa kak?" Tanya Sheina sambil memasukkan buku- bukunya ke dalam tas miliknya.
"Ngak tau, kayaknya temen sekolah lo sih, seragam kalian sama soalnya." Ucap Adit yang kini sudah berada di dalam kamar Sheina.
"Buruan turun sono, ngak enak kalo dia nunggu sendirian di situ." Ucap Adit lalu keluar dari kamar Sheina, di ikuti oleh Sheina sambil menggendong ransel miliknya.
"Sorry ya Vin, lo udah nunggu lama ya?" Tanya Sheina basa basi saat sudah berhasil melihat Ervin yang sedang di duduk di sofa sambil memainkan ponsel miliknya.
"Ngak papa kok, lagian gue juga baru nyampe."
"Ohhh iya lo udah sarapan belum? Sarapan bareng kita aja. Lagian ini juga masih kepagian kok, jadi ngak akan telat juga lo berdua ke sekekolahnya." Tawar Adit pada Ervin sambil berjalan ke arah meja makan.
Ervin lalu menatap Sheina, lalu di balas anggukan oleh Sheina yang membuat Ervin menunjukkan senyum kecilnya. Kini mereka bertiga sudah berada di meja makan, lengkap dengan sarapan mereka masing- masing.
Suasana di meja makan hening. Belum ada satupun diantara ketiga orang itu yang memulai pembicaraan sekedar basa- basi. Adit yang merasa akward dengan suasana mereka saat ini, berusaha mencari topik agar bisa merubah suasana.
"Emmm btw, tadi nama lo Ervin kan ya?" Tanya Adit memulai pembicaran.
"Ehh i-- iya kak. Gue Ervin." Jawab Ervin gagap dan sempat menghentikan acara makannya
"Santai aja kali, ngak usah sampe gugup gitu. Gue ngak bakal makan lo kok."
"Hehhehe iya kak."
"Btw lo sekelas atau kakak kelasnya Sheina? Ehh atau jangan jangan lo itu... ?" Tanya Adit sengaja menggantung ucapannya.
"Ohhhh gue temen satu angkatan Sheina kak, tapi ngak sekelas sih kak."
"Ohhh jadi ceritanya kalian lagi pdkt gitu ya?" Tanya Adit yang spontan langsung membuat Sheian menyemburkan minuman yang ada di dalam mulutnya.
"Ehh lo apa- apaan sih Shei? Kalo minum yang bener dong, masa udah makan bareng gebetan, tapi minum aja ngak bener." Ledek Adit yang langsung mendapat tatapan tajam dari Sheina, kini wajah Sheina bersemu merah menahan malu di depan kakaknya terlebih di depan Ervin.
"Udah yo Vin, kita berangkat sekarang aja, ntar telat lagi."
"Ya elah, baru juga jam segini, ya kali lo berdua bisa telat. Santai aja kali."
"Udah yok Vin, ngak usah dengerin omongan orang dakjal kayak gitu. Gue lupa kalo gue masih ada PR yang harus gue kerjain." Ucap Sheina sambil bangkit dari duduknya.
"Oh ya udah. Emm kalo gitu gue sama Sheina pamit dulu ya kak. Makasih juga buat sarapannya."
"Santai aja kali Vin. Kalo lo mau, lo bisa kok tiap hari sarapan disini, Lagian si Sheina kayaknya seneng deh kalo lo sarapan bareng kita tiap hari." Ucap Adit kembali menggoda Sheina.
"Gue geplak juga lo lama lama ya kak." Ucap Sheina lalu menarik tangan Ervin keluar.
"Gue titip adek gue ya Vin. Geplak aja kepalanya kalo bandel."
"Bacot anjeng!!!!" Balas Sheina saat mendengar teriakan Adit di belakangnya.
Kini mereka sudah berada di luar rumah, tangan Sheina masih menggenggam pergelangan tangan Ervin.
"Ya udah ayok. lo masih mau di sini ya?" Tanya Sheina saat melihat Ervin yang hanya berdiri di sampingnya.
"Menurut lo, emang gue bisa masuk mobil kalo lo masih terus terusan genggam tangan gue? Atau lo takut gue ngilang ya?" Goda Ervin
"Ngak usah kepedean lo njir." Ucap Sheina sambil melepas genggamannya kasar.
"Lo tenang aja Shei, di hati gue itu cuman ada lo kok. Kan gue udah bilang, lo itu queen buat gue, dan akan selalu begitu." Ucap Ervin tepat berada di hadapan Sheina sambil bungkuk mensejajar kan tubuh mereka. Kini wajah Sheina dan Ervin begitu dekat bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafas mereka satu sama lain.
Sheina yang sudah benar benar gugup, langsung mendorong tubuh Ervin pelan. Sheina langsung masuk ke dalam mobil Ervin, sedangkan Ervin hanya bisa tersenyum melihat tingkah menggemaskan Sheina lalu menyusul Sheina masuk ke dalam mobilnya.
***
Kini Sheina dan Ervin sudah berada di sekolah, saat kedua nya turun semua mata tertuju pada mereka. Ervin yang masih memakai kaca mata hitam nya turun lalu di ikuti oleh Sheina. Kedua nya berdiri di samping pintu mobil lalu melangkah bersama menuju gedung sekolah.
Sheina dan Ervin berjalan beriringan. Angin pagi yang sukses membuat rambut Sheina yang tergerai terbang dan tangan Ervin yang berada di dalam saku seragam nya semakin menambah kesan coo dari keduanya.
'Wahhh ada pasangan baru nih di sekolah kita.'
'Gila sih, visual semua itu mah. Yang satu cantik nya minta ampun, yang satu lagi ganteng nya bikin meninggoy.'
'Sheina ngak cocok banget sama Ervin sumpah.'
'Pasangan yang bakal jadi saingan nya kak Vincent sama kak Angel ini mah.'
'Ihhh Sheina kok ngak cocok banget ya sama Ervin. Ervin ganteng padahal dia...' Ucap salah satu dari sisiwi siswi itu sambil berdecih.
Kira kira seperti itu lah gosip gosip yang di katakan orang orang yang sekarang sedang melihat Sheina dan Ervin. Sheina yang sedari tadi mendengar ucapan ucapan itu mulai geram sendiri.
"Kayak nya mulut tuh orang harus gue kasih pelajaran kali ya." Ucap Sheina geram dan berbalik arah. Saat Sheina hampir mendekati orang yang tadi mengatai nya, Ervin langsung menarik tangan Sheina dan jadi lah Sheina jatuh ke pelukan Ervin saat ini.
Sheina diam membeku saat Ervin memeluk nya, Sheina tidak tahu harus berkata apa lagi sekarang. Ervin mengusap lembut puncak kepala Sheina seakan menenangkan nya. Setelah itu Ervn melepas pelukan nya pada Sheina.
"Lo ngak perlu denger kata kata orang bego kayak mereka. Gue kan udah bilang, mau gimana pun juga lo akan tetap jadi queen di hati gue." Ucap Ervin tepat di hadapan Sheina.
"Dan lo semua, jangan pernah lo bilang kalau Sheina ngak cocok sama gue. Ini hidup gue, jadi terserah gue mau sama siapa aja, itu bukan urusan lo semua. Dan satu lagi yang perlu lo semua tau kalau mulai sekarang Sheina itu pacar gue, jadi jangan ada yang berani macam macam sama gue." Ucap Ervin yang sontak membuat Sheina kaget.
"Ehh Vin, sejak kapan gue jadi pacar lo goblok!!" Tanya Sheina pelan sambil memelotot kan mata nya menatap Ervin.
"Apasih beb. Kalau mau bilang I love you itu yang keras ngak usah bisik bisik kayak gini." Ucap Ervin yang kembali membuat Sheina kaget dan juga orang orang yang ada di sana.
"Emang lo be---" Sheina belum selesai mengucap kan kata kata nya langsung terdiam saat Ervin mengusap rambut nya pelan.
"Udah ya beb. Mending kita sekarang masuk, ngak usah denger kata kata mereka. Yuk beb." Ucap Ervin sambil merangkul Sheina yang sontak membuat siswi siswi yang melihat keuwuan mereka berdua hanya bisa menjerit histeris sedang kan Sheina hanya bisa menahan tawa nya melihat tingkah Ervin.
Saat Sheina merasa mereka berdua sudah menjauh dari awasan orang orang tadi langsung menepis tangan Ervin dari bahu nya. Sheina mencubit perut Ervin pelan. "Ehh goblok, sejak kapan gue jadi pacar lo bego. Kurang ajar banget lo ya." Ucap Sheina yang membuat Ervin tertawa.
"Galak amat sih lo beb."
"Bebeb bebeb pala kau bebeb."
"Ok deh gue minta maaf. Tapi kan gue cuman kesel aja tadi denger mereka ngomong gitu. Ya gue pikir dari pada lo yang marah marah, mending gue kan. Dan yang kepikiran di otak gue cuman itu makanya gue ngomongin soal pacaran." Jelas Ervin .
"Tapi kan ngak usah ngomong soal pacaran bego, pikiran orang orang di sekolah ini kan jadi aneh aneh."
"Lah emang apa salah nya kalo pacaran? Sejak kapan di sekolah ini di larang pacaran?"
"Buka gitu maksud gue Ervin, maksud gue kenapa lo bilang kalo gue itu pacar lo padahal kan bukan. Sekarang gini deh, kalau tadi diantara mereka itu ada yang suka banget sama lo tapi karena lo bilang gue pacar lo, dia jadi milih mundur. Kan lo yang rugi bego, apalagi kalau dia cantik." Ucap Sheina.
"Sheina Inka Prayoga, kalau yang lo permasalahin itu soal pacaran atau ngak, gue bisa aja nembak lo sekarang. Tapi gue tau kok, kalo ini belum waktu yang tepat, gue yakin ada waktu yang tepat buat gue nyatain perasaan gue sama lo. Dan satu hal lagi, gue ngak perduli kalau pun orang yang suka sama gue memilih mundur atau ngak suka lagi sama gue, karena satu hal yang harus lo tau kalau gue cuman suka sama lo bukan sama orang lain." Ucap Ervin sambil menyentil pelan dahi Sheina.
"Ok deh kalau gitu. Gue masuk kelas dulu ya beb, kalau gue sama lo terus, gue ngak yakin kalau gue bisa nahan diri buat ngak cium lo sekarang." Ucap Ervin sambil berlari kecil setelah mengatakan itu pada Sheina. Sedang kan Sheina masih berdiri kaku dengan wajah merah. Sedang kan tanpa sepengetahuan mereka berdua, sejak tadi ada yang sedang memperhatikan tingkah mereka berdua dari balik tembok. Seseorang itu langsung berjalan menuju kelas nya saat melihat Sheina masuk ke dalam kelas nya. Siapa kah dia?????