Anak tangga itu bergerak, seperti tubuh ular yang meliuk. Elia harus berpegangan pada susuran agar tak jatuh. Teriakannya seperti jadi kesenangan untuk anak tangga itu. Gerakannya bertambah cepat, seiring dengan semakin keras Elia berteriak. Elia kehilangan keseimbangan, kakinya terpeleset dan tangannya terlepas dari pegangan sehingga Elia jatuh ke bawah, terlontar keluar dari susuran anak-anak tangga.
Bel makan siang berbunyi. Elia mendengarnya bertepatan dengan ketika tubuhnya terlempar. Sudah pasti aku akan jatuh, pikir Elia.
Tak ada pilihan lain, Elia berteriak, "Tolooong!"
Eia merasa jantungnya juga ikut terjun bebas. Tak mau melihat akhir dari hidup, Elia menutup mata. Tubuhnya jatuh dengan deras. Inikah akhir hidupku sebelum berhasil mengetahui kebenaran dari sikap misterius Bibi, ibuku, dan saudaranya?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com