Elia menatap mereka dengan air mata yang sudah meleleh di kedua pipinya. Sementara itu, Azaila si pembawa gergaji listrik meletakkan alat berat itu ke lantai. Dia terlihat menjadi pemimpin di antara geng Azaila itu. Kedua Azaila yang lain berdiri di sisi kiri dan kanannya. Mereka menatap Elia, kemudian bersamaan melepaskan topeng hitam mereka. Sungguh melegakan melihat wajah familiar ada di depannya. Elia menangis sejadi-jadinya.
Ketiga Azaila saling pandang dan jadi merasa tak enak hati.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com