Elia merasa rileks ketika bisa melihat pemandangan hijau yang seperti permadani dihamparkan. Ada kelokan di perbukitan dengan pohon-pohon yang terlihat kerdil. Angin berhembus membuat pohon-pohon kerdil itu bergoyang, melambai-lambai seperti menyapa kedatangan Elia. Senyum mengembang di wajah Elia. Dia tak pernah merasakan suasana yang senyaman itu.
"Mau melihat kebun buah?" tanya Azaila.
Elia mengangguk. Azaila tidak mengatakan apapun setelahnya. Dia hanya menggerakkan tubuh dengan bijak. Elia mengikuti dengan perasaan yang damai, mungkin karena tempat itu memberikan alasan untuk merasa damai. Selama mengikuti Azaila berjalan menuju kebun buah, dia melihat tanaman-tanaman bunga berwarna kuning berjajar.
"Bunga apa itu?" tanya Elia yang tak pernah melihat bunga secantik itu.
"Itu bunga kenikir," jawab Elia.
"Kenapa di tanam di sini? tidak dibuatkan taman bunga sendiri?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com