Max bangga pada Elia. Anak SD yang dulu menangis dipelukannya setelah melihat makhluk penghisap darah itu sudah dewasa. Dia bisa melihat kedewasaan itu sekarang. Max tidak bisa mengelak lagi.
Elia dengan tangguh mengatakan akan mulai hari itu juga untuk mendapatkan pelatihan dari Theria. Max tentu saja menyemangati. Mereka berbincang untuk beberapa saat, membicarakan hal-hal sepele.
"Aku jadi lapar setelah menangis, sebelum kau pergi, bisakah buatkan steak lagi?" tanya Elia dengan manja.
Max pun setuju membuatkannya satu hidangan lagi. Dia ingat, masih ada sisa daging di kulkas. Seharusnya, daging itu mereka panggang bersama-sama dan dinikmati dengan dicelupkan ke dalam saus kacang, tapi setelah makan steak tadi, mereka merasa cukup kenyang karena ada banyak makanan sampingan yang dilahap.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com