Azaila dan Xixi menatap termos itu lekat-lekat. Elia tak mengerti kenapa mereka menatap termos bambu dengan sikap hormat seperti itu. Seolah-olah mereka melihat ratu kerajaan yang bijaksana. Memangnya siapa itu Roh Buluh Kedampal?
Elia lalu minta penjelasan. Atmosfer yang dirasakannya terasa canggung hanya karena satu pertanyaannya.
"Apakah beliau memberikan energinya pada Elia?" Azaila berbalik bertanya pada Max dan Theria. Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan.
Azaila semakin terkesima. Kedua bola matanya bersinar dan berkaca-kaca.
"Kenapa kalian tak memanggilku! itu sebuah kesempatan langka untuk melihatnya!" Azaila berteriak lalu terisak.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com